Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Masuk Surga Karena Seekor Lalat & Masuk Neraka Karena Seekor Lalat

http://en.wikipedia.org/wiki/Fly
Rasulullah shalallahu 'alaihi wasallam bersabda " Ada seseorang masuk surga karena seekor lalat dan masuk neraka karena seekor lalat pula" Para Sahabat bertanya, "Bagaimana bisa terjadi demikian, wahai Rasulullah?"

Beliau menjawab " Terdapat dua orang yang berjalan melewati suatu kaum yang mempunyai berhala, tak seorangpun diperkenankan melewati berhala itu sebelum memberikan sesuatu. Mereka berkata kepada salah seorang dari kedua lelaki tersebut, "Berikanlah korban kepada berhala itu!" Dia menjawab, "Aku tidak mempunyai apa-apa untuk berkorban." Mereka berkata lagi, "Berikanlah korban sekalipun dengan seekor lalat." Kemudian dengan seekor lalat itu, ia memberikan sesaji dan oleh mereka diperkenankan ia meneruskan perjalanannya. Karena perbuatannya itu, ia kemudian masuk neraka!

Kemudian mereka berkata kepada yang seeorang lagi,"Berikanlah korban!" Orang yang kedua ini menjawab, "Aku tidak akan berkorban sedikitpun kecuali kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Kemudian ia memenggal leher orang itu, dan ia masuk syurga." (Syaikh Shalih Al-Fauzan)

Menurut pendapat Syaikh Shalih Al-Fauzan dalam kitab I'anatul Mustafid, hadist mursal shahabi, menurut jalan Thariq bin Syihab, dia juga berkata, Sekalipun mursal shahabi, ia tetap dapat menjadi hujjah.

Referensi:
Kajian di Masjid Al Hidayah  oleh Ust. Abu Abdirrahman ,27 Maret 2013
http://www.voa-islam.com/islamia/aqidah/2009/07/14/277/masuk-surga-karena-seekor-lalat-neraka/ 
http://en.wikipedia.org/wiki/Fly 

Mengenal Surat Al Mujadillah


Sebelum pembahasan lebih mendalam surat Al Mujadillah ini, alangkah baiknya jika mengenal tentang surat ini.

Surat Al Mujadillah adalah surat yang ke 58, surat ini termasuk surat Madaniyyah.

Surat- Surat Madaniyyah adalah Surat - surat yang dinisbatkan pada periode Madinah, maksudnya setelah hijrah dari makkah ke madinah.

Pendapat - pendapat mengenai surat ini apakah madaniyyah,makiyyah atau terdapat keduanya.

Imam Al Qurthubi : memperhatikan dan menitikberatkan tentang masalah Fiqh, karena surat ini banyak mengandung perihal pembahasan Fiqh.

Atha bi Abi Rabbah menyatakan 10 ayat pertama dalam surat Al Mujadillah adalah Madaniyyah, dan setelahnya (12 ayat berikutnya) adalah makkiyyah.

Imam Al Kalbi menyatakan keseluruhan adalah Madaniyyah, kecuali satu surat pada ayat ke-7 surat Al Mujadillah adalah makkiyyah.

Pendapat Jumhur Ulama (kebanyakan Ulama) adalah Seluruhnya adalah madaniyyah.

Penamaan Surat yang ke-58

Pendapat,

1. Al Mujadillah (Ulama tafsir mengatakan dengan huruf 'dal' di kasrahkan. dan ada juga yang tidak menyebutkan tanda baca
2. Tulisannya sama namun huruf 'dal' difathahkan sehingga menjadi Al Mujadallah
3. Dalam Thahir Ibnu Katsir dibaca kedua-duanya (Bisa Al Mujadillah atau Al Mujadallah)
4. Di Tunisia biasa di sebut Qad Sami'a (mengambil kalimat pertama dalam surat tersebut menjadi nama surat).
5. Mushaf Ubay bin Ka'ab : Azh-Zhihar (mengambil kata, dari inti persoalan surat ini pada ayat ke-2 dan ke-3) .

Nama-nama tersebut populer dikalangan ahli tafsir.

Diawal surat ini berkisah tentang...

Seorang Istri yang mengadukan urusannya kepada Rasulullah perihal Suaminya yang mengatakan kepada Istrinya, Dia menganggap sama haramnya seperti ibunya dan mahramnya (baca: Muhrim).

Nama Laki-laki tersebut adalah Aus bin Ash Shamit dan istrinya (yang mengadukan diatas) bernama khaula ada juga yang mengatakan namanya Khuwaila, dan ada juga yang lain yang mengatakan jamila. Beberapa buku menyebutkan satu yaitu Khaula tanpa menyebutkan pendapat yang beragam.

Pengklarifikasian kandungan Surat Al Mujadillah.

Ayat 1 - 6 : Berkaitan persoalan Zhihar, madaniyyah banyak berkaitan dengan masalah-masalah Hukum.

Terkait Persoalan Zhihar, Jika Talak maka kemudian mereka bercerai, dan jika menarik katanya maka ada kafarat.

Referensi:
Terinspirasi Kajian Ahad Pagi di Masjid Kampus UGM oleh Ust. Ridwan Hamidi ,Lc
, 17 Maret 2013.

Menjadi Generasi Beriman Berilmu dan Meramal

3T, yaitu :

Tilawah, maksud disini : Tahu maksudnya, mengakrabkan diri bekal peradaban (dan ilmu) dengan Al Qur'an., minimal 1 juz /hari (bagaimana caranya? selalulah berprestasi (membaca Al Qur'an dengan 1 juz ditengah keterbatasan)

Tazkia, maksud disini : Mau maksudnya, Obsesi kita untuk bagaimana menerapkan ilmu ,lalu diolah menjadi informasi dengan kebiasaan.

Ta'lim, maksud disini : Mampu maksudnya, selalu meng-upgrade diri untuk selalu belajar dan membutuhkan komitmen yang kuat untuk meluangkan waktunya untuk belajar.

Menjadi Penulis

Segeralah untuk mempelajari , Apa yang harus dipelajari, Dan kesimpulan dari apa yang dipelajari, kemudian menarasikan apa yang telah dipelajari.

Bertambah Ilmu dan Amal

"Siapa yang bertambah ilmu namun tidak bertambah amal maka semakin jauh."

Perubahan

Mengikuti perkembangan informasi, data dan ilmu lalu kita bisa berbuat untuk perubahan

5 N Perubahan

Niteni (memperhatikan dengan jelas)

Niroake (Meniru tapi tidak saklek)

Nemuake ( Perlu ada kreasi dan kreatifitas)

Nimbang-nimbang (Melakukan Analisa)

Nambah-nambah (Perlu adanya Inovasi sesuai dengan apa yang dibutuhkan)

4 Adaptor

Bahasa : untuk menguasai bidang harus mempelajari bahasa

Budaya : harus membudaya, sehingga bisa masyarakat bisa menerima namun dengan tidak menghilangkan jati diri kita (sebagai muslim) dan juga menempatkan manusia pada kedudukannya masing-masing.

Intelektual : modal kita yaitu Ilmu, menjadi pribadi beramal dan berilmu.

Ekonomi : Dengan ekonomi yang baik, kita bisa membudayakan disekitar kita untuk meningkatkan ekonominya.

Mengapa kita kalah terhadap masalah ?

Apa itu masalah?, masalah yaitu : suatu keadaan yang jauh dari kondisi ideal yang kita inginkan.

kenapa kita bisa kalah terhadap masalah, itu bukan karena tidak memiliki kekuatan namun karena adanya daya kelola yang belum baik.

TIPS Dakwah Supaya Menang.

Caranya harus : Kuasai kampus dan kuasai kampung.

Iman

Iman bukanlah angan-angan
Iman ada cabang-cabangnya
Sertakan Iman dengan Ilmu

Fungsi Masjid

Masjid bukan hanya untuk shalat namun sebagai markas bagi peradaban ilmu pengetahuan dan kegiatan sosial masyarakat.

"Jadikanlah di setiap jantung berdetak, tercetak rasa syukur dan nikmat."

Masa lalu, Masa Kini, Masa Depan

Intip masa lalu
Tatap masa kini
Titi Masa depan

Terjadi Pergeseran Antara Pendidikan dengan Pengajaran

Pendidikan sejatinya adalah pendidikan karakter bukan transfer pengetahuan secara utuh.
Pengajaran adalah menyampaikan informasi dengan ilmu (lebih banyak aspek kognitif)
Sebagai contoh :
Anak-anak TPA pada Hafal Shalat namun mereka tidak tertib (maka secara pengajaran sudah memenuhi namun dalam pandangan pendidikan belum terpenuhi)

Multiple Intelektual diantaranya,
Kecerdasan bahasa
Kecerdasan Kinestetik
Kecerdasan Spasial
Kecerdasan Interpersonal
Kecerdasan personal

Beramal atas skill-nya masing-masing.

Rasul dibekali 4 Hal yaitu : Sidiq (jujur) , Amanah (Dapat dipercaya) Tabligh (menyampaikan dengan komunikatif) ,Fathonah (Cerdas dan juga kreatif)

Referensi :
Terinspirasi TALKSHOW Menggebrak Kebangkitan Sejarah dengan Sinergitas Beriman Berilmu dan Beramal oleh Ust. Muhammad jazir ASP dan Ust. Solikhin Abu Izzudin, 2 Maret 2013 (java UGM)
http://jihadwatchorg.files.wordpress.com/2012/10/al_sabbah_mosque_by_rhondafdez.jpg?w=300&h=200

Mengenal Lebih Dekat Sosok Jendral Soedirman

Jenderal Soedirman merupakan salah satu tokoh paling populer dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Ia adalah panglima TNI yang pertama, tokoh agama, pendidik, tokoh Muhammadiyah sekaligus pelopor perang gerilya di Indonesia. Jenderal Soedirman juga salah satu jenderal bintang lima di Indonesia selain Jenderal AH Nasution, dan Jenderal Soeharto.

Beliau lahir di Bodas Karangjati, Purbalingga, Jawa Tengah, tanggal 24 Januari 1916 dan meninggal di Magelang, Jawa Tengah, 29 Januari 1950 pada umur 34 tahun karena penyakit tuberkulosis dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta.

Jenderal Soedirman lahir dan dibesarkan dalam keluarga sederhana. Ayahnya, Karsid Kartowirodji, adalah seorang pekerja di Pabrik Gula Kalibagor, Banyumas, dan ibunya, Siyem, adalan keturunan Wedana Rembang. Soedirman sejak umur 8 bulan diangkat sebagai anak oleh R. Tjokrosoenaryo, seorang asisten Wedana Rembang yang masih merupakan saudara dari Siyem. Jenderal Soedirman memperoleh pendidikan formal dari Sekolah Taman Siswa. Kemudian ia melanjut ke HIK (sekolah guru) Muhammadiyah, Surakarta tapi tidak sampai tamat. Soedirman saat itu juga giat di organisasi Pramuka Hizbul Wathan. Setelah itu ia menjadi guru di sekolah HIS Muhammadiyah di Cilacap.

Pengetahuan militernya diperoleh dari pasukan Jepang melalui pendidikan. Setelah menyelesaikan pendidikan di PETA, ia menjadi Komandan Batalyon di Kroya, Jawa Tengah. Kemudian ia menjadi Panglima Divisi V/Banyumas sesudah TKR terbentuk, dan akhirnya terpilih menjadi Panglima Angkatan Perang Republik Indonesia (Panglima TKR). 

Pada masa pendudukan Jepang ini, Soedirman pernah menjadi anggota Badan Pengurus Makanan Rakyat dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Karesidenan Banyumas. Dalam saat ini ia mendirikan koperasi untuk menolong rakyat dari bahaya kelaparan.

Setelah Perang Dunia II berakhir, Jepang menyerah tanpa syarat kepada Pasukan Sekutu. Momen tersebut digunakan Soekarno untuk mendeklarasikan kemerdekaan Indonesia. Soedirman dan pasukannya bertempur di Banyumas, Jawa Tengah melawan Jepang dan berhasil merebut senjata dan amunisi. Saat itu pasukan Jepang posisinya masih kuat di Indonesia. Soedirman mengorganisir batalyon PETA-nya menjadi sebuah resimen yang bermarkas di Banyumas, untuk menjadi pasukan perang Republik Indonesia yang selanjutnya berperan besar dalam perang Revolusi Nasional Indonesia.

Sesudah Tentara Keamanan Rakyat (TKR) terbentuk, ia kemudian diangkat menjadi Panglima Divisi V/Banyumas dengan pangkat Kolonel. Dan melalui Konferensi TKR tanggal 12 November 1945, Soedirman terpilih menjadi Panglima Besar TKR/Panglima Angkatan Perang RI. Selanjutnya dia mulai menderita penyakit tuberkulosis, namun dia tetap terjun dalam beberapa perang gerilya melawan pasukan NICA Belanda yang ingin menguasai Indonesia kembali setelah Jepang menyerah.

Perang besar pertama yang dipimpin Soedirman adalah perang Palagan Ambarawa melawan pasukan Inggris dan NICA Belanda yang berlangsung dari bulan November sampai Desember 1945. Pada Desember 1945, pasukan TKR yang dipimpin oleh Soedirman terlibat pertempuran melawan tentara Inggris di Ambarawa. Dan pada tanggal 12 Desember 1945, Soedirman melancarkan serangan serentak terhadap semua kedudukan Inggris di Ambarawa. Pertempuran terkenal yang berlangsung selama lima hari tersebut diakhiri dengan mundurnya pasukan Inggris ke Semarang. Perang tersebut berakhir tanggal 16 Desember 1945. Setelah kemenangan Soedirman dalam Palagan Ambarawa, pada tanggal 18 Desember 1945 dia dilantik sebagai Jenderal oleh Presiden Soekarno. Soedirman memperoleh pangkat Jenderal tersebut tidak melalui sistem Akademi Militer atau pendidikan tinggi lainnya, tapi karena prestasinya.

Jendral Soedirman tetap terjun ke medan perang saat terjadi agresi militer Belanda II di Ibukota Yogyakarta. Saat itu Ibukota RI dipindahkan ke Yogya karena Jakarta sudah dikuasai Belanda.Soedirman memimpin pasukannya untuk membela Yogyakarta dari serangan Belanda tanggal 19 Desember 1948 tersebut. Dalam perlawanan tersebut, Kondisi kesehatan Jenderal Soedirman sudah dalam keadaan sangat lemah karena penyakit tuberkulosis yang dideritanya sejak lama. Yogyakarta pun kemudian dikuasai Belanda, walaupun sempat dikuasai oleh tentara Indonesia setelah Serangan Umum 1 Maret 1949. Saat itu, Presiden Soekarno dan Mohammad Hatta dan beberapa anggota kabinet juga ditangkap oleh tentara Belanda. Karena situasi genting tersebut, Soedirman dengan ditandu berangkat bersama pasukannya dan kembali melakukan perang gerilya.

Ia berpindah-pindah selama tujuh bulan dari hutan satu ke hutan lain, dan dari gunung ke gunung dalam keadaan sakit hampir tanpa pengobatan dan perawatan medis. Soedirman pulang dari gerilya tersebut karena kondisi kesehatannya yang tidak memungkinkannya untuk memimpin Angkatan Perang secara langsung. Setelah itu Soedirman hanya menjadi tokoh perencana di balik layar dalam kampanye gerilya melawan Belanda. Setelah Belanda menyerahkan kepulauan nusantara sebagai Republik Indonesia Serikat dalam Konferensi Meja Bundar tahun 1949 di Den Haag, Jenderal Soedirman kembali ke Jakarta bersama Presiden Soekarno, dan Wakil Presiden Mohammad Hatta. Pada tangal 29 Januari 1950, Jenderal Soedirman meninggal dunia di Magelang, Jawa Tengah karena sakit tuberkulosis parah yang dideritanya. Ia dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kusuma Negara di Semaki, Yogyakarta. Ia dinobatkan sebagai Pahlawan Pembela Kemerdekaan. Pada tahun 1997 dia mendapat gelar sebagai Jenderal Besar Anumerta dengan bintang lima, pangkat yang hanya dimiliki oleh beberapa jenderal di RI sampai sekarang.
____

PRIBADI JENDERAL SOEDIRMAN

Soedirman dikenal memiliki pribadi yang teguh pada prinsip dan keyakinan, Ia selalu mengutamakan kepentingan orang banyak banyak dan bangsanya di atas kepentingan pribadinya, bahkan kepentingan kesehatannya sendiri. Pribadinya tersebut ditulis dalam sebuah buku oleh Tjokropranolo, pengawal pribadinya semasa gerilya, sebagai seorang yang selalu konsisten dan konsekuen dalam membela kepentingan tanah air, bangsa, dan negara.

Dalam Kajian disebutkan bahwa religiusitas Jenderal soedirman adalah pribadi yang tidak pernah meninggalkan shalat lima waktu (disiplin shalat lima waktu) dan juga tidak suka menunda-nunda shalat.

Sebelum berperang (bergerilya) beliau shalat dua rakaat.dikarenakan beliau sebagai seorang pemimpin yang yakin  dan pasrah kepada Allah maka Belanda amat sulit untuk menangkapnya, semua itu atas pertolongan Allah (ini untuk menyangkal pendapat bahwa beliau susah ditangkap oleh Belanda karena sisi Klenik atau beliau punya pusaka)

Jenderal Soedirman kenal diri bahwa dirinya sakit, rakyatnya sedikit dan belanda dengan persenjataan yang lengkap maka jenderal soedirman tahu diri bahwa saya harus menerapkan cara gerilya (perang gerilya), beliau punya jati diri (walaupun sakit beliau ikut perang dan ditandu) sehingga beliau termasuk orang yang mawas diri sebagai seorang pemimpin,

 "Yang sakit itu Soedirman…panglima besar tidak pernah sakit….",
"Rakyat tidak boleh menderita, biar kami pemimpin yang menderita" .
____

Saat memimpin perang, paru-paru sang Jenderal hanya berfungsi satu, dan ketika Presiden Soekarno menyarankan beliau utk berstirahat, Panglima Besar Soedirman berkata :

“Yang sakit itu Soedirman…panglima besar tidak pernah sakit….” Itu jawaban sang Jenderal. Tidak terbayangkan begitu besarnya semangat perjuangan sang Jenderal dalam melawan musuh dan penyakit yang dideritanya.

Akhirnya tanggal 10 Juli 1949 Panglima Besar dan pasukannya kembali ke Yogya. Di sepanjang jalan, rakyat berjejal-jejal menyambutnya. Mereka ingin melihat wajah Panglima Besarnya yang lebih suka memilih gerilya daripada beristirahat di tempat tidur. Kedatangan Panglima Besar disambut dengan parade militer, di Alun-alun Yogyakarta. Penampilannya yang pertama sesudah bergerilya diliputi suasana haru. Para perwira TNI yang selama bergerilya terkenal gagah berani, tak urung meneteskan air mata setelah menyaksikan dengan mata kepala sendiri keadaan fisik Panglima Besarnya yang pucat dan kurus. Rasa haru dan kagum bercampur menjadi satu.
____

KONSEP PANCA DIRI

Panca Diri , Kunci Sukses Kehidupan :


1. Kenal Diri

Sebelum melakukan sesuatu harus kenali dulu,apa yang kita bisa ,misal: seorang yang pintar dan ahli bermain badminton diajak bermain tenis meja. sebaiknya dia ikut yang dia ahli disitu (kenal diri) bukan malah ikut tenis meja, kapan menangnya ?.


2. Tahu Diri

Dia itu pakarnya dibidang apa?, harus tahu diri. kalau dalam suatu pertandingan dia harus mengetahui (tahu diri) seberapa posisi dia (kekuatan dia) terhadap lawan-lawannya di dalam pertandingan tersebut.
misal : seorang pemimpin,apa yang bisa lakukan kebermanfaatan bagi rakyat.



3. Percaya Diri

Karena dia sudah kenal diri dan tahu diri maka siapapun lawannya dalam suatu pertandingan dia harus percaya diri.insya Allah dirinya bisa berbuat (mengalahkan lawannya). bukan malah lari ketika melihat lawannya jauh diatasnya dan Ini memang membutuhkan percaya diri,

sikap atau perasaan yang yakin pada kemampuan sendiri. Keyakinan itu dapat muncul setelah seseorang tahu apa yang dibutuhkan dalam hidupnya (sosseres.blogspot.com)


4. Jati Diri

Dari sekian 3 Diri diatas bisa dilakukan dengan baik maka akan timbul yang namanya Jati Diri.

Identitas atau inti kehidupan dari seseorang (filsafat.kompasiana.com)


5. Mawas Diri

Melihat (memeriksa, mengoreksi) diri sendiri secara jujur (artikata.com/)

Hancurnya negara ini dikarenakan karena mereka kenal diri namun tidak tahu diri.

Yang diinginkan dari negara Indonesia adalah agriculture, suatu pertanyaan dengan tanda tanya besar ,

Mustahil negara kaya seperti Indonesia, kok rakyatnya miskin dan tenang-tenang saja dalam kondisi seperti itu?


____

INSPIRATIF

"Pemimpin Lahir karena Momentum"

"Kesempatan tidak datang dua kali, jangan menunda kesempatan. Jika ditunda (kesempatan ditinggalkan) maka akan diikuti oleh kegagalan-kegagalan yang lain"

"Pada awalnya sesuatu itu luar biasa dan membuat heboh, namun lama-kelamaan jika menjadi suatu pembiasaan akan terlihat biasa, sebagai contoh : dulu masa Fir'aun , waktu awal-awalnya bayi laki-laki harus dibunuh (terjadi kehebohan), lama-kelamaan menjadi sesuatu yang dianggap biasa walaupun sejatinya itu salah. sama juga dengan kasus korupsi, pertama kali dipemberitaan saat awal-awalnya heboh,lama-kelamaan menjadi biasa padahal sejatinya itu salah."

"Jangan mudah terpengaruh propaganda, baik dalam film, TV atau yang lain yang belum jelas kebenarannya."

"Jangan pernah bertanya apa yang bisa negara ini lakukan/perbuat untuk kita (kesejahteraan kita). Tapi apa yang bisa kita perbuat untuk negara ini."

Referensi :
Terinspirasi kajian di Budi Mulya, 15 Maret 2013
http://memed-al-fayed.blogspot.com/2010/01/yg-sakit-itu-soedirmanpanglima-besar.html
http://forum.kompas.com/nasional/77933-mengenal-lebih-dekat-sosok-jendral-soedirman.html
https://twitter.com/GalihAristo/status/134467706652069888 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiijveSSEAmS6D-rwiH9oi35MUHseNwJJnqLp7GbfovSP1jSYX0sdgtTQJKrsQDvSa2sA49yn-6z-axosAy_E-mj_uqQhrVugirWublIBetPFx9Gg_CumXJ1xC9P3iZs8R0uF6vspxuGJvx/s1600/Panglima+Besar+Tidak+Pernah+Sakit.jpg (dengan editan)

Memperbaiki Akhlak Tercela Dalam Diri


Pembahasan kali ini adalah menguak tentang beberapa Akhlak Tercela yang di jabarkan dalam surat Al Hujurat.

Persoalan :

- "Mendiskusikan ayat Al Qur'an : Tentang Akhlak ."
- Membiasakan Al Qur'an sebagai petunjuk.
- Mencintai Qur'an.

Akhlak Tercela, dalam surat Al Hujurat diantaranya,

1. Bergunjing (ghibah)

Pengertian : membicarakan orang lain (aib atau kejelekan orang lain) sedang orang lain yang dibicarakan tersebut tidak tahu.

Contoh dalam kegiatan sehari - hari :
menonton gosip ,infotainment dan membicarakan aib orang lain , dll (termasuk ghibah).

Baca : Surat Al Hujurat [49] : 12

2. Jangan mudah percaya berita dari orang fasiq (Harua Diteliti Kebenarannya).

Baca : Surat Al Hujurat [49] : 6

3. Mengolok-olok dan Memanggil dengan gelar buruk.

Baca : Surat Al Hujurat [49] :11

~Semoga kita bisa memperbaiki diri, berfikir sebelum bertindak.(semakin berhati-hati), dan semakin mantap meninggalkan beburukan tersebut ~

"Sungguh, Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan."
(QS. Al Hujurat [49] :18)

Referensi :

Ringkasan Kajian Vokasi di Mushola eks perpustakaan (selatan Sekolah Vokasi UGM), Ust. Ir. Hotma Prawoto.,S.T.M.T (Direktur Sekolah Vokasi UGM), 13 Maret 2013
http://www.islamiceventsworld.com/wp-content/uploads/2009/12/pic1.jpg

Pribadi Seorang Da'i

Bersyukur ataukah kufur 

Ketika Qarun mendapatkan harta yang sangat banyak, dia mengatakan, “Sesungguhnya harta kekayaan ini, tidak lain kecuali dari hasil kehebatan ilmuku.” (Al-Qashash: 78).

Ketika Nabi Sulaiman a.s. mendapatkan puncak kenikmatan dunia, beliau berkata,“Ini adalah bagian dari karunia Allah, untuk mengujiku apakah aku bersyukur atau kufur.” (An-Naml: 40)

Pengertian Syukur

1. Meyakini Nikmat Karena Hakikatnya dari Allah

    a. Jikalau Seseorang mengalami kegagalan, dan jangan mengkambing hitamkan atau menyalahkan saja.

Berkatalah seperti Nabi Adam Alaihissalam:
"Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscayalah pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." (QS. al-A'raf: 23)

    b. Ikutilah kejelekan dengan kebaikan.

Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal r.a berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda, "Bertakwalah kepada Allah dimanapun kamu berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji." (HR Tirmidzi)

    c. Sikap yahudi terhadap Allah subhanahu wata'ala.

“Dan orang-orang Yahudi itu berkata: “Tangan Allah terbelenggu (bakhil – kikir)”, tangan merekalah yang terbelenggu dan mereka pula dilaknat dengan sebab apa yang mereka telah katakan itu, bahkan kedua tangan Allah sentiasa terbuka (Nikmat dan kurniaNya Luas melimpah-limpah). Ia belanjakan (limpahkan) sebagaimana yang Dia kehendaki..” (Q.S Al-Maidah : 64)
 
    d. Kita harus pede (percaya diri) dengan kebaikan karena kitalah umat yang terbaik.

“Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma’ruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah. ”(Q.S Ali Imran : 110)

    e. Allah berjanji menambah derajat kepada orang yang beriman dan berilmu.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis, maka lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu, maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”.(QS. Al-Mujaadilah: 11)

    f. Nikmat yang banyak.

"Sungguh kami telah memberimu (Muhammad) nikmat yang banyak."
(Q.S Al-Kautsar : 1) 

2.  Meyakini bahwa nikmat Allah itu besar (maka perlu di jaga dan dirawat nikmat tersebut)
    a. Dakwah : Menyampaikan seluruh Islam kepada Semua Manusia.

    b. Kalau memang umat yang terbaik maka bergaulah, namun bukan untuk mengalir dengan mereka.Bercampur namun tidak melebur.

    c. Mengajak seseorang kepada kebaikan  lebih baik dari unta merah.

Mendapatkan khumrin na'am. Khumrin na'am adalah unta berbulu merah yang merupakan simbol harta terbaik yang dimiliki oleh orang Arab pada masa Rasulullah SAW.

Dalam hadits Rasulullah SAW bersabda :
Rasulullah SAW bersabda, “Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk kepada satu orang melalui kamu itu lebih baik bagimu daripada unta merah. (HR. Bukhari) 

3.  Menggunakan nikmat Allah

    a. Janganlah engkau batalkan amal shalihmu saat ini dengan tidak menjadi Da’i, 

    b. Dan jangan pernah merasa berjasa (karena itu juga membatalkan amal shalihmu).

    c. Janganlah merajut kain hingga jadi lalu menguraikannya lagi.

Nikmat –> amal shalih –> Dakwah (dakwahlah dengan berjamaah dan jangan sendiri, kita bukan kumpulan superman namun kitalah super tim).dan Dakwah itu macam atau bentuknya banyak bisa lewat media, mensyiarkan atau mengajak teman kita untuk rajin shalat berjamaah atau dengan akhlak kita,dll.

Jalan Rasul yaitu Tunduk kepada Allah

    d. Berkata tapi tidak mengerjakan

"Wahai orang-orang yang beriman, kenapakah kamu mengatakan sesuatu yang tidak kamu kerjakan? Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan. (QS. As Shaff:2-3)

    e. Da'i go Public

      1. Tidak ikut hanyut
      2. Tunduk kepada Allah berdasarkan ilmu
      3. melaksanakan aktivitasnya (seorang Da'i) dengan berjamaah.

Do'a Asiah (Istri Fir'aun).

Dan Allah membuat isteri Fir'aun perumpamaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan selamatkanlah aku dari Fir'aun dan perbuatannya dan selamatkanlah aku dari kaum yang zalim",

Maryam , wanita terbaik di Dunia dikarenakan beliau menjaga kehormatan, selalu membaca kitab.

Kepemimpinan dasarnya baik,

Jika dihadapkan pada Pemimpin,

yang baik dengan yang buruk, pilihlah yang baik.
yang baik dengan yang baik, pilihlah yang paling baik diantara itu.
yang buruk dengan yang buruk, pilihlah yang paling sedikit buruknya diantara mereka.

4. Andalkan Allah , jangan hanya mengandalkan pemimpin

Sebaik-baik do'a adalah usaha
Sebaik-baik usaha adalah do'a
dan mesti keduanya.

"Demi waktu matahari sepenggalan naik,
dan demi malam apabila telah sunyi.
Tuhanmu tiada meninggalkan kamu dan tiada (pulam) benci kepadamu,
dan sesungguhnya akhir itu lebih baik bagimu dari permulaan. Dan kelak tuhanmu pasti memberikan
karunia-Nya kepadamu, lalu (hati) kamu menjadi puas."
(QS. Adh Dhuha : 1-5)

Katakanlah: “Sesungguhnya shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Rabb semesta alam, (QS. Al An'am :162)

Dengan hal itu kita diperintah usahakan harus ikhlash.
Supaya bisa dakwah ,perbaikilah diri sendiri lalu ukhrijat linnash.
"Jaga dirimu (menjadi number one),..."

Udkhulu Fissilmi kaafah
jawab: yes

Niatkan itu gratis
Kita niatkan kemudian amalkan.
Niat itu diawal
Niat itu harus besar
dan dengan itu pula amal yang besar
Dream the more and Do more (melaksanakan Islam dengan penuh)
Niatkan kita baik dan niatkan mengajak orang lain untuk baik.

"Iyyaka na'budu waiyyaka nasta'iin"

Dakwah

1. Dakwah diri (menyampaikan kepada seluruh manusia )
2. Temui orang

Langkah Dakwah ,menjadi mental Da'i

"Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta jangan pedulikan orang-orang bodoh."
(QS. Al A'raf : 199)

1. Jadilah pemaaf  (khudzil 'afwa)

Biar bisa komunikasi dengan orang lain, supaya bisa mengenali mereka, maka ta'aruflah dan sebelumnya dahulukan dengan menjadi pemaaf.

2. Serulah mereka pada kebaikan
3. Amar Ma'ruf (perintah kepada yang dikenal baik,menjelaskan dan dijelaskan)

Memerintah yang ga jelas

namun seharusnya, membuat sesuatu yang baik itu wajar dan menjadi kebiasaan di masyarakat sesuatu yang baik)

4. Berpaling Da'i dari orang-orang yang bodoh

Tidak ada paksaan dalam Dakwah dan Tidak boleh terpaku hanya pada orang tertentu atau golongan tertentu.
Tentang Rasul berdakwah kepada paman-nya dan penguasa kaum Quraisy untuk berislam, kemudian Allah menegurnya.

Cerita

Osama bin Sa'id (Kenapa anak kecil menjadi pimpinan perang ? dan para sahabat  meragukan beliau), waktu itu Rasulullah sudah wafat terlebih dahulu sebelum perang itu dilaksanakan, kemudian ke khalifahan berpindah ke Abu Bakar As Sidiq dan beliau tidak menggantinya.

Kepemimpinan Bukan segalanya, Khalid Bin Walid (Bekali-kali perang tidak mati syahid ), untuk bisa mati syahid Khalid Bin Walid harus menjadi prajurit biasa.

Baca : cerita Nabi Yunus

Referensi:
SLG oleh Ust. Natsir Haris ,10 Maret 2013 (dengan editan)

http://razunet.abatasa.com/post/archieve/02/2012
http://novyinmuslimaharea.blogspot.com/2011/05/abu-dzar-jundub-bin-junadah-dan-abu.html 
http://www.eramuslim.com/peradaban/tafsir-zhilal/kriteria-umat-terbaik-2.htm
http://mashoori.wordpress.com/2008/12/31/sikap-yahudi-terhadap-allah-dan-para-nabi/ 
http://www.takafulumum.co.id/index.php/in/renungan-harian/220-benefit-dawah-muamalah 
http://randhard.wordpress.com/ruang-admin/buku-catatan/terjemahan-ad-dhuha/
http://alqurandanterjemahan.wordpress.com
http://ramadhanipg.files.wordpress.com/2012/08/ukd.jpg

Meneladani Semangat Ilmuan Muslim


Ilmuan Muslim menggambarkan hidup seperti Tulang Ikan (see the white bound)

contoh bagan:


Kebutuhan kita tidak banyak namun keinginan kitalah yang banyak, maka dari itu utamakanlah apa yang menjadi kebutuhan kita.prioritaskan mana yang tujuan jangka pendek dan mana yang tujuan jangka panjang.mana yang urgen dan mana yang tidak urgen.mana yang penting dan mana yang tidak penting.

Untuk menuju shirathal mustaqim memang banyak onak dan duri, ada senang dan sedih, ada anugerah dan ada musibah.

Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 
(Q.S. Al Baqarah [2] :155)

Lingkungan sejatinya bisa mengubah diri seseorang jauh lebih baik atau lebih buruk.

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi.
Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya.
Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
(HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya.
Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” 
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

@ Setiap kehidupan mulailah dengan membaca Iqra (Bacalah !)

Iqra ---> Bangun Curiositas (baca: rasa ingin tahu) yang tinggi, dan memang seorang pemimpin harus memiliki Curiositas terhadap permasalahan yang dihadapi. untuk mengetahui maka diperlukan ilmu, jangan sampai didalam memandang atau memutuskan sesuatu tanpa dilandasi oleh ilmu.

(+) Didalam proses pembelajaran diperlukan metodologi (Manhajiyyah) , yang sebenarnya didalam islam sudah dituturkan terlebih dahulu mengenai metode atau proses pembelajaran dibandingkan teori motivasi ala barat yang berkembang saat ini.
(+) Untuk bisa melakukan proses pembelajaran yang baik maka perlulah adanya referensi

A. Jalan yang harus dilalui 

(i). surat ke 16 ayat ke-78 (membahas tentang pendengaran, penglihatan, dan hati harus bersyukur)

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
(Q.S. An Nahl [16] : 78)

(ii). surat ke 17 ayat ke- 36 (membahas tentang pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggung jawaban)

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Dan Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya."
(Q.S. Al Isra [17] : 36)

(iii) dari sini kita pahami makna mas'uliyah (dari artinya sendiri yaitu : bertanggung jawab)
(iv) makna dari tanggung jawab (responsibility) menurut asal kata yaitu tanggung yaitu : mampu menanggung secara beban, hati, pikiran dan mental. jawab yaitu hendaknya seorang pemimpin memiliki komunikasi yang baik secara sosial, atau bisa juga seorang pemimpin hendaknya mampu menjawab persoalan yang terjadi di lingkungannya.
(v) kemudian dari sini kita memandang Istilah "Leadership" atau biasa disebut kepemimpinan

B. Jalan yang harus dijauhi

(i). surat 7 ayat 178 tidak tanggung jawab terhadap pendengaran, penglihatan dan hati.

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi."
(Q.S. Al A'raf [7] : 178)
Baca Surat Al Fatihah ayat 6-7

Memahami tentang maksud dari Jalan yang Dimurkai dan Jalan yang Sesat
  • Dimurkai (Memiliki Ilmu namun tidak diamalkan, Taurat (wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa Alaihissalam) yang kemudian tidak diamalkan menggantinya menjadi Talmud, begitulah Yahudi)
  • Sesat (Beramal tapi tidak berilmu, Injil (wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa Alaihissalam) yang kemudian diubah-ubah kitabnya dan mereka mengamalkannya, jadi mereka itu beramal tapi tidak berilmu, begitulah Nasrani.)
Ilmu --> Faham --> Faqih
  • Ilmu : mengetahui atau perbuatan bertujuan untuk mengetahui sesuatu dengan sebenarnya.
  • Memahami :mengerti dengan benar.
  • Faqih : orang yang paham terhadap aturan atau syariat Islam.
@ Baca Surat Al Fathir ayat 27-28 (Dari Surat ini kita akan memahami beberapa Macam Ilmu)

Pertanyaan:

@ Ketika seseorang malu bertanya, malu berpendapat, malu berkomunikasi ,malu untuk berbuat baik atau malu yang sebenarnya tidak perlu malu didalam kebaikan?
Bagaimana kita memposisikan malu?

Jawaban:

Minder adalah malu yang tidak pada tempatnya, atau bisa juga artinya sombong melihat kekurangan.

Analogi orang yang sombong, dan kesombongannya dijauhkan dari ilmu.

Ibarat orang yang menuangkan isi teko kedalam gelas. Posisi gelas yang lebih tinggi dibanding teko yang ada isinya (ilmu), tidak bisa dituangkan “Dan benar memang orang yang sombong tidak mampu mendapatkan ilmu. Dan posisi yang sama antara gelas dan teko tidak bisa dituangkan isi teko ke dalam gelas. Kalau posisi gelas lebih rendah dibanding teko maka ilmu insya Allah akan mudah diterima oleh orang-orang yang rendah hati.

Ketika seseorang melihat nilai yang jelek, ya dia memang malu, namun jangan jadikan malu tersebut menjadi minder, namun dari situ seharusnya kita fokus untuk memperbaiki diri untuk jauh lebih baik dan jangan fokus pada malu tersebut.

Dan kejadian yang serupa dengan itu.

Al Haya'u minal Iman” (malu itu sebagian dari iman)

Dan terkadang ada orang yang pemalu dan itu memang wajar, selama bukan minder dan tidak berlebih-lebihan.

Malu yang bagaimana yang baik?
  • Malu karena bermaksiat kepada Allah dan oleh karenanya bertaubat dan mohon ampun kepada Allah,
  • Malu ketika menghitung nikmat yang Allah berikan.
  • Malu ketika lalai
  • Malu dalam beribadah (ia tidak akan menolak perintah-Nya)
  • Malunya seorang hamba karena Cintanya kepada Allah
  • Malu terhadap keagungan Allah (Merasakan keagungan dan kebesaran Allah.
@ Tentang Semangat kadang bisa naik, bisa turun ?

Istiqomah itu berada pada Jalan yang lurus yaitu Al Qur'an dan As-Sunnah

Saat semangat itu naik ataupun turun itu wajar, karena iman pun bisa naik ataupun bisa turun.

Ketika turun maka bagusnya kita perlu sekali orang lain untuk saling menasehati, sehingga kemudian naik lagi semangatnya.

Ketika naik maka kita menasehati yang lain (turun), untuk semangat lagi.

Kita jangan sibuk dengan pandangan orang lain apakah kita itu lemah atau malu atau tidak berbuat sesuai yang mereka bayangkan - maka seakan-akan kita sibuk dengan pandangan diri kita yang lain. namun kita fokus pada tujuan kita mana yang harus di prioritaskan.

Ketika orang memuji kita (atas apa yang kita lakukan) --> kita bersikap tidak sombong.

namun ketika orang mengkritik kita (atas apa yang kita lakukan karena kelalaian kita) --> kita bisa bersikap positif terhadap kritikan tersebut.

Kisah Lukmanul Hakim dan Keledainya

Alkisah, pada suatu hari Lukman Hakim mengajak anaknya ke pasar dengan menuntun keledai. Di jalan mereka bertemu dengan seseorang, Orang itu mengatakan “bodoh sekali bapak dan anak itu, bawa keledai tapi kok tidak dinaiki, malah dituntun”. Mendengar omongan ini, anaknya kemudian naik ke atas punggung keledai.

Di jalan mereka lalu bertemu dengan orang yang lain, orang itu lalu mengatakan ”Durhaka sekali anak itu, masak bapaknya disuruh jalan kaki, sedangkan dia malah enak-enakkan naik keledai”. Mendengar ucapan orang kedua, anaknya langsung turun, dan menyuruh bapaknya (Lukman Hakim) untuk naik ke atas keledai.

Di tengah perjalanan, kembali mereka bertemu dengan seseorang yang lain, sebagaimana kedua orang sebelumnya, orang ketiga ini juga mengomentari “bagaimana sih bapak ini, kok tega ya naik keledai sendiri, sedangkan anaknya disuruh jalan kaki”.

Nggak tahan mendengar komentar ini, anaknya lalu naik ke punggung keledai. Jadilah mereka berdua naik keledai berjalan ke arah pasar.

Seperti sebelumnya, di tengah jalan mereka bertemu dengan orang keempat, orang ini lalu berkata “Tega-teganya bapak dan anak itu, keledai kecil seperti malah dinaikin berdua, dasar tidak punya perikebinatangan”.

Anaknya langsung turun, kemudian berlari dan kembali lagi dengan membawa kayu dan seutas tali. Keledai itu lalu diikat dan dipikul oleh mereka berdua.

Akhirnya mereka sampai di pasar, ternyata ketika dijual keledainya tidak laku, karena tidak ada orang yang mau membeli keledai yang lemah. Sang anak kemudian bertanya kepada Lukman Hakim. “Bapak kan ahli hikmah, yang sering dimintai solusi oleh masyarakat, bagaimana ini yang terjadi dengan kita sekarang?”.

Kemudian Lukman berkata kepada anaknya:

“Wahai anakku, janganlah engkau mengikuti pendapat orang lain yang tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan mereka belaka”

Kemudian dilanjutkannya dengan mengutip kata-kata Ali bin Abu Tholib, ”Dan janganlah engkau mencari kebenaran (al-haqq) dari makhluk, tetapi temukanlah kebenaran (al-haqq) yang dari Rabb terlebih dahulu baru kemudian engkau tentukan siapa-siapa yang barada di sana”

Dari kisah ini, Lukman mengajarkan hikmah pada anaknya mengenai bagaimana seharusnya mengambil keputusan dan bagaimana bersikap atas keputusan yang telah diambil.

Kepada anaknya Lukman mengatakan ”Wahai anakku, sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang-orang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah SWT saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang harus menjadi pertimbangannya”.

@ Islam Fobia

yang harus kita sentuh adalah titik humanisnya,

Berfikir Mengapa bisa Fobia terhadap Islam?

Tidak semua itu asalnya benar-benar Islam Fobia, boleh jadi karena persepsi dan sudut pandang yang salah, atau boleh jadi trauma-trauma yang terjadi pada kehidupan mereka sebelumnya yang mereka hadapi.

maka dari situlah kita bisa mengerti dan bersikap yang sesuai kepada mereka.

Referensi:
Kajian Kamis Sore - Keluarga Muslim fakultas MIPA UGM dengan Tema "Semangat Juang Ilmuwan Muslim Sejati" oleh ust. Fadli Reza di A1.06-07 MIPA Utara, 7 Maret 2013 (dengan editan)
Semulia Akhlak Nabi oleh Amru Khalid
http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2011/08/1001-inventions.jpg 
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/pengaruh-teman-bergaul.html 
http://www.slideshare.net/mkazree/ilmu-dalam-islam 
http://www.artikata.com/arti-343236-paham.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Faqih

Muara Akhlak Itu Adalah Malu


Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

"Sesungguhnya apa yang diketahui oleh manusia dari sabda kenabian pertama adalah, 'Jika engkau tidak mempunyai rasa malu maka berbuatlah sesukamu."
(HR. Al-Bukhari no. 348 dan Ibnu Majah no. 4183)

Bahwa akhlak malu itu dimiliki oleh para Nabi. Oleh sebab itu, hadits di atas mempunyai dua makna,

1. Ancaman; jika Anda tidak mempunyai rasa malu, berbuatlah sesuka hati Anda hingga melampaui batas, namun tunggulah hukuman-Nya.

2. Kerja keras tanpa mengenal keluh kesah. Jika pekerjaan yang kan Anda lakukan itu tidak tercela, maka lakukanlah dengan tulus ikhlas.

Rasulullahshallallahu 'alaihi wasallam bersabda: : Iman itu ada tujuh puluh cabang lebih. Dan malu adalah salah satu cabang iman. (Shahih Muslim No.50)

Malu adalah bagian yang paling urgen dari keimanan. Marilah kita berintrospeksi diri. Di manakah  akhlak malu kita?

Referensi:
Terinspirasi Kajian Ustadz Abu Abdirrahman , Masjid Al Hidayah , 6 Maret 2013 
https://twitter.com/TeladanRasul/status/292949760187449344
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjrQncJ0A2-SXQo_Ze4GKdSQEcqihRd7zulvqMA66OmL4um0ZEgDh27vPSMsLKJqDzFu-j-qCG6DNWEIGkkeCHrJdEL-oO23cI3iv0cBMR3f_Wtz4BBi8GRIEBVeScReYFiQDo1iJ_LMdGf/s1600/whiteflower.jpg

Fahami TIMELINE mu


Aku mengagumi seorang mukmin, bila memperoleh kebaikan dia memuji Allah dan Bersyukur, bila ditimpa musibah dia memuji Allah dan bersabar (HR. Ahmad dan Abu Dawud)

Ubaiy bin Kaab sewaktu ditanya oleh Umar bin Khatab, apa yang dimaksud taqwa,dia menyatakan/menerangkan bahwa taqwa itu diibaratkan bagaikan seorang yang sedang berjalan ditengahnya banyak onak dan duri, maka tentu untuk selamat dari duri tersebut harus hati-hati dalam perjalanannya.

@ Tingkatan-tingkatan hingga menuju tingkatan-tingkatan tertinggi :
  • Muslim
  • Mu'min (menjalankan syari'at yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya)
  • Muttaqin ( orang yang lebih hati-hati dalam hidupnya)
  • Mukhlisin ( orang yang ikhlasnya sempurna)
  • Mukhsinin (orang yang menjalankan sesuatu karena diawasi oleh Allah, setiap perbuatan itu menggunakan ukuran dari Allah)
@ Setiap kehidupan mulailah dengan membaca Iqra (Bacalah !)

Iqra ---> Bangun Curiositas (baca: rasa ingin tahu) yang tinggi, dan memang seorang pemimpin harus memiliki Curiositas terhadap permasalahan yang dihadapi. untuk mengetahui maka diperlukan ilmu, jangan sampai didalam memandang atau memutuskan sesuatu tanpa dilandasi oleh ilmu.

(+) Didalam proses pembelajaran diperlukan metodologi (Manhajiyyah) , yang sebenarnya didalam islam sudah dituturkan terlebih dahulu mengenai metode atau proses pembelajaran dibandingkan teori motivasi ala barat yang berkembang saat ini.
(+) Untuk bisa melakukan proses pembelajaran yang baik maka perlulah adanya referensi (Maraja'iyyah)

A. Jalan yang harus dilalui 

(i). surat ke 16 ayat ke-78 (membahas tentang pendengaran, penglihatan, dan hati harus bersyukur) -->

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
(Q.S. An Nahl [16] : 78)

(ii). surat ke 17 ayat ke- 36 (membahas tentang pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggung jawaban)

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Dan Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya."
(Q.S. Al Isra [17] : 36)

(iii) dari sini kita pahami makna mas'uliyah (dari artinya sendiri yaitu : bertanggung jawab)
(iv) makna dari tanggung jawab (responsibility) menurut asal kata yaitu tanggung yaitu : mampu menanggung secara beban, hati, pikiran dan mental. jawab yaitu hendaknya seorang pemimpin memiliki komunikasi yang baik secara sosial, atau bisa juga seorang pemimpin hendaknya mampu menjawab persoalan yang terjadi di lingkungannya.
(v) kemudian dari sini kita memandang Istilah "Leadership" atau biasa disebut kepemimpinan

B. Jalan yang harus dijauhi

(i). surat 7 ayat 178 tidak tanggung jawab terhadap pendengaran, penglihatan dan hati.

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi."
(Q.S. Al A'raf [7] : 178)

@ Terkait menghafalkan AL Qur'an terdapat kendala-kendala seperti
  • Tidak adanya target didalam diri untuk mengahafalkan secara pasti berapa juz, surat ataupun ayat.
  • Tidak ada kerja keras yang lebih untuk melaksanakan target yang sudah dibuat.
  • Lemahnya Hafalan.
  • Waktu untuk menghafal, maka dari itu perlu perencanaan waktu.
Referensi :
Temu perdana setelah Libur lama "Gadjah Mada Menghafal Qur'an" di Fakultas Kedokteran UGM oleh Ust. Fadli Reza , 18 Februari 2013
http://kemenag.go.id/index.php?a=artikel&id2=berkah

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes