“Dari Abu Abbas Sahl bin Sa’ad Assa’idi radhiallahuanhu dia berkata : Seseorang mendatangi Rasulullah shollallohu ‘alaihi wa sallam, maka beliau berkata : Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku sebuah amalan yang jika aku kerjakan, Allah dan manusia akan mencintaiku, maka beliau bersabda: Zuhudlah terhadap dunia maka engkau akan dicintai Allah dan zuhudlah terhadap apa yang ada pada manusia maka engkau akan dicintai manusia.”
(Hadits hasan riwayat Ibnu Majah dan lainnya dengan sanad hasan) .
Dari hadits ini bisa diambil pelajaran bahwasanya,
Zuhud ialah meninggalkan sesuatu perkara yang tidak bermanfaat untuk akhirat.
Zuhud terhadap dunia maksudnya ialah ketika kita berbuat kita bukan demi mendapatkan nilai duniawi tetapi semata-mata lillah. Sehingga sama saja baginya manakala mendapat pujian dan manakala mendapat celaan.
Zuhud terhadap apa yang ada pada manusia maksudnya ialah ketika kita berbuat tidak ada didalam hati kita keinginan dari perhatian terhadap sesuatu yang menjadi milik orang lain.
Bila seseorang tidak Zuhud maka ada kecenderungan menginginkan sanjungan seseorang dan pujian seseorang serta menginginkan pemberian orang lain dan inilah ulah tangan syaitan.
Kisah bujuk rayu syaitan kepada Adam dan Hawa,
“Maka syaitan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan syaitan berkata: "Tuhan kamu tidak melarangmu dan mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang-orang yang kekal (dalam surga)".” (QS. Al-A’raf : 20)
“Maka Kami berkata: "Hai Adam, sesungguhnya ini (iblis) adalah musuh bagimu dan bagi isterimu, maka sekali-kali janganlah sampai ia mengeluarkan kamu berdua dari surga, yang menyebabkan kamu menjadi celaka. Sesungguhnya kamu tidak akan kelaparan di dalamnya dan tidak akan telanjang, dan sesungguhnya kamu tidak akan merasa dahaga dan tidak (pula) akan ditimpa panas matahari di dalamnya". Kemudian syaitan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: "Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?" Maka keduanya memakan dari buah pohon itu, lalu nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun (yang ada di) surga, dan durhakalah Adam kepada Tuhan dan sesatlah ia.” (QS. Thaha : 117 - 121)
Rumus mencintai secara umum,
“Cintailah apa yang dicintai oleh yang kita cintai.”
Zuhud terhadap dunia menyebabkan datangnya cinta Allah, dan cinta Allah yang hanya dapat diraih dengan menunaikan hak-haknya.
Zuhud terhadap apa yang ada pada manusia menyebabkan datangnya cinta manusia yang hanya dapat diraih dengan menunaikan hak-hak manusia dan memperlakukan mereka secara adil dan baik.
Apabila kita bisa merealisasikan sikap atau perilaku zuhud dengan pengertian diatas maka kita akan meraih cinta Allah dan cinta manusia.
Referensi :
Kajian di Darush Shalihat,
sumber gambar : http://youthproactive.com/wp-content/uploads/2014/02/Kata-Cinta.jpg
sumber gambar : http://youthproactive.com/wp-content/uploads/2014/02/Kata-Cinta.jpg