Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Menjaga Hati, Lisan dan Perbuatan


Menjaga hati (qalbu) Didalam Mengkritik ;

Imam Ibnu Rajab berkata :
"Sedangkan kalau tujuan dari si pengkritik itu untuk menampakkan :

- kekurangan orang yang dikritiknya,
- merendahkan,
- menjelaskan kebodohan dan
- kekurangannya dalam hal ilmu dan yang semisalnya

maka hal itu haram hukumnya.

Baik ia mengkritik dihadapan orangnya atau dibelakangnya, baik dimasa hidupnya atau setelah meninggalnya, dan perbuatan ini termasuk yang dicela oleh Allah dan Allah mengancam setiap pengumpat lagi pencela dalam kitabNya,

dan termasuk juga sebagai orang yang dikatakan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wasallam :

"Wahai orang-orang yang beriman dengan lisannya dan belum beriman dengan hatinya, janganlah kalian menyakiti kaum muslimin, dan janganlah kalian mencari-cari kekurangan-kekurangan mereka, karena sesungguhnya barangsiapa mencari-cari kekurangan-kekurangan mereka maka kelak Allah akan menyingkapkan kekurangan dia (di akhirat) maka Dia akan membiarkan orang lain tahu aibnya, meskipun di dalam rumahnya."

(H.R.Tirmidzi (Tuhfatul Ahwadzi juz 6/180), dishahihkan oleh Syaikh Nashiruddin Al-Albani dalam Shahih Al-Jami'us Shaghir no.7985 dan shahih Tirmidzi no.1655.)

Menjaga lisan dan perbuatan ;

Muslim yang paling baik adalah, “Seseorang yang membuat muslim lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya” (HR Muslim).  Mereka menjaga lisannya dari segala ucapan yang bisa menyakiti hati orang.

Menahan Diri dari Menyakiti Orang lain ;

Dari Abu Dzar r.a. berkata:
“Saya bertanya :”Ya Rasulullah, Amal apakah yang paling utama?”, Nabi menjawab : “Iman kepada Allah dan berjuang dijalanNya.” Saya bertanya : “memerdekakan hamba manakah yang paling utama?” Nabi menjawab : “Yang paling bagus menurut pemiliknya dan yang paling mahal harganya.” Saya bertanya:”Bagaimana kalau saya tidak sanggup melakukannya?” Nabi menjawab: ”Tolonglah orang yang sedang bekerja atau bantulah orang yang mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik.” Saya bertanya: “Ya Rasulullah!, Bagaimana pendapat Engkau kalau saya tidak mampu mengerjakan beberapa amal?” Nabi menjawab : “Tahanlah dirimu dari berbuat yang mencelakakan orang lain, karena itu adalah sedekah dari engkau kepada dirimu sendiri.”

Larangan Berbisik-bisik Berdua Tanpa Melibatkan Orang Ketiga ;
“Apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih) - See more at: http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/05/14/24539/saat-bertiga-dua-orang-jangan-berbisikbisik-sendiri-tanpa-yang-satu/#sthash.P6CSTqAR.dpuf

Dan juga hadits Abdullah bin Mas’ud, beliau berkata : Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam  bersabda : “ Apabila klian terdiri atas tiga orang maka janganlah dua orang berbicara rahasia tanpa menyertakan yang ketiga, hingga berada dikerumunan orang banyak karena yang seperi itu akan membuatnya bersedih “

Menjaga Hati Dengan Menundukkan Pandangan (Ghadhul Bashar) ;

“Apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih) - See more at: http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/05/14/24539/saat-bertiga-dua-orang-jangan-berbisikbisik-sendiri-tanpa-yang-satu/#sthash.P6CSTqAR.dpuf
“Hindarilah duduk-duduk di pinggir jalan!” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah bagaimana kalau kami butuh untuk duduk-duduk di situ memperbincangkan hal yang memang perlu?’ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “Jika memang perlu kalian duduk-duduk di situ, maka berikanlah hak jalanan.” Mereka bertanya, “Apa haknya?” Beliau menjawab,"

- Tundukkan pandangan,
- tidak mengganggu, 
- menjawab salam (orang lewat), 
- menganjurkan kebaikan, dan mencegah yang mungkar.” 

(HR. Muslim no. 2161)

Mengapa kemudian Rasulullah memerintahkan para sahabat untuk menghindari duduk-duduk di pinggir jalan, satu diantaranya karena susahnya untuk bisa menundukkan pandangan (ghadhul bashar) apalagi duduk-duduk di pinggir jalan yang merupakan area berlalu-lalangnya orang untuk lewat.

Bukan hanya menundukkan pandangan dari lawan jenis saja, menundukkan pandangan juga menundukkan pandangan terhadap materi atau barang.

Ketika kemudian seseorang lewat disekitar kita sedang kita duduk-duduk di pinggir jalan maka kita tidak bisa menghindari kemuliaan barang tersebut.  Ketika yang lalu-lalang adalah orang yang sederhana dan ada juga yang mewah itu cukup berpengaruh membawa nuansa hati kita seperti cemas, membuat hati kurang nyaman, iri, ingin memiliki , dengki dan sebagainya.

Menahan Diri Dari Tulisan-tulisan Yang Buruk ;

Dengan perkembangan internet saat ini dengan sarana-sarana untuk menulis seperti menulis di blog, menulis di web, menulis status dan komentar di facebook dan twitter dan sebagainya. Maka tulislah dan berkomentarlah yang baik dan membangun.

Manakala seseorang menulis status di facebook misalnya, maka akan banyak orang yang melihat bisa sampai jutaan dan juga bisa juga dikomentar. Dan status dan komentar tadi bisa bermaksud su'uzhan dan tidak memiliki pengaruh yang positif. Semisal status atau gambar yang niatnya baik atau positif bisa menjadi negatif manakala komentarnya yang negatif dan bisa juga sebaliknya. Maka tulislah dan berkomentarlah yang baik dan membangun.

Menahan Diri Dari Perkataan Yang Buruk ;

Ada orang yang mungkin memiliki tabiat seperti lalat, ya kotor gitulah. Kalau membahas kejelekan seseorang itu minatnya tinggi, apalagi jika memiliki pembendaharaan kata yang banyak dan apalagi kalau sudah terlatih. Yuk, kita jauhi sifat seperti ini.

:: Berkatalah yang baik atau diam, sebagaimana sabda Nabi Shallallahu 'alihi wasallam,

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhir maka hendaklah ia berkata baik atau hendaklah ia diam.” (Muttafaq ‘alaih: Al-Bukhari, no. 6018; Muslim, no.47)
“Apabila kamu bertiga, maka janganlah dua orang di antara kamu saling berbisik-bisik tanpa mengajak yang lainnya, hingga mereka bercampur dengan orang-orang, karena hal tersebut akan menyakitinya.” (Muttafaq ‘Alaih) - See more at: http://www.voa-islam.com/read/tsaqofah/2013/05/14/24539/saat-bertiga-dua-orang-jangan-berbisikbisik-sendiri-tanpa-yang-satu/#sthash.P6CSTqAR.dpuf

:: Imam Abu Hatim Ibnu Hibban Al-Busti berkata dalam kitabnya, Raudhah Al-‘Uqala wa Nazhah Al-Fudhala, hlm. 45,

“Orang yang berakal selayaknya lebih banyak diam daripada bicara, karena betapa banyak orang yang menyesal karena bicara dan sedikit yang menyesal karena diam. Orang yang paling celaka dan paling besar mendapat bagian musibah adalah orang yang lisannya senantiasa berbicara, sedangkan pikirannya tidak mau jalan”.

Beliau berkata pula di hlm. 47,

“Orang yang berakal seharusnya lebih banyak mempergunakan kedua telinganya daripada mulutnya.
Dia perlu menyadari bahwa dia diberi dua telinga, sedangkan diberi hanya satu mulut, supaya dia lebih banyak mendengar daripada berbicara. Sering kali orang menyesal pada kemudian hari karena perkataan yang diucapkannya, sementara diamnya tidak akan pernah membawa penyesalan.
Menarik diri dari perkataan yang belum diucapkan itu lebih mudah daripada menarik perkataan yang telah terlanjur diucapkan.

Hal itu karena biasanya apabila seseorang tengah berbicara maka perkataan-perkataannya akan menguasai dirinya.

Sebaliknya, bila tidak sedang berbicara maka dia akan mampu mengontrol perkataan-perkataannya.”

Menjauhkan Diri Atas Perkara Ghibah ;

Ghibah adalah menyebutkan sesuatu yang terdapat pada diri seorang muslim, sedang ia tidak suka (jika hal itu disebutkan). 

Baik dalam keadaan soal jasmaninya, agamanya, kekayaannya, hatinya, ahlaknya, bentuk lahiriyahnya dan sebagainya. Caranya-pun bermacam-macam. Di antaranya dengan membeberkan aib, menirukan tingkah laku atau gerak tertentu dari orang yang dipergunjingkan dengan maksud mengolok-ngolok.

:: Ghibah Itu Keji dan Kotor

Secara bahasa, ghibah berarti menggunjing. Banyak orang meremehkan masalah ghibah, padahal dalam pandangan Allah ia adalah sesuatu yang keji dan kotor. 

"Hai orang-orang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian dari prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesalahan orang lain. 

Dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain (ghibah). Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang sudah mati? Tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang."

(QS. Al-Hujurat: 12)

:: Keutamaan Mencegah Ghibah

Wajib bagi orang yang hadir dalam majlis yang sedang menggunjing orang lain, untuk mencegah kemungkaran dan membela saudaranya yang dipergunjingkan. 

Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam amat menganjurkan hal demikian, sebagaimana dalam sabdanya. "Artinya : Barangsiapa menolak (ghibah atas) kehormatan saudaranya, niscaya pada hari kiamat Allah akan menolak menghindarkan api Neraka dari wajahnya". (HR Ahmad)

"Tidaklah seseorang menutupi aib orang lain di dunia, melainkan Allah akan menutupi aibnya di hari kiamat kelak." (HR. Muslim)

:: Pengecualian Ghibah

Dalam kitab Riyadhushsholihin karya Imam Abu Zakariya An-Nawawi atau yang dikenal Imam Nawawi, menjelaskan pengecualian Ghibah yakni dalam enam perkara:

1.Mengadukan kezaliman seseorang kepada hakim.

2. Untuk membantu menghilangkan kemungkaran. Seperti halnya orang yang berkata "Diharapkan bagi yang mempunyai kemampuan untuk melenyapkan kemungkaran ini. fulan telah berbuat demikian"

3. Meminta fatwa kepada mufti. Seperti ayah, saudara atau siapa yang telah menganiayanya kemudian meminta pendapat dan solusi dari seorang mufti. atau kasus yang lain yang berhubungan dengan ahkam syar'iyyah.

4. Memperingatkan muslimin dari kejelekannya. Di antaranya menyingkap aib para perawi yang bermasalah. Bahkan ini bisa wajib.

5.Seseorang melakukan kesyirikan, kemaksiatan, kefasikan atau bid'ah Secara Terang-terangan, maka dibolehkan mengungkapnya.

6. Untuk mengenalnya. Karena mungkin julukan seperti Al-A'raj (pincang), Al-A'ma. Diharamkan jika hal itu dimaksudkan untuk merendahkan.

Referensi :
Terinspirasi Kajian Ust. Ridwan Hamidi di Masjid Kampus UGM
http://www.firanda.com/index.php/artikel/wejangan/579-antara-nasehat-dan-keikhlasan 
http://wide-wallpapers.net/love-potion-wide-wallpaper/ 
http://pustaka.abatasa.co.id/pustaka/detail/muamalah/27-macam-perilaku-islami/892/hati-hati-dengan-lisan.html 
https://www.facebook.com/BiroPerjalananHajiPlusDanUmroh/posts/448244668585115
http://al-atsariyyah.com/wp-content/uploads/2008/11/bermajelis.doc
http://muslimah.or.id/akhlak-dan-nasehat/bicara-baik-atau-diam.html
http://www.voa-islam.com/read/muslimah/2013/11/08/27496/6-perkara-ghibah-yang-diperbolehkan-apa-saja-sih/#sthash.zkVbTgh5.dXUvzQ0T.dpbs
http://id.wikipedia.org/wiki/Ghibah
http://www.bersamadakwah.com/2014/01/keutamaan-menutup-aib-saudara.html
http://ilmuamal.blogdetik.com/umum/ghibah/

Menguatkan Diri


Menguatkan diri dengan

- Kekuatan Jasad/Jasmani

- Intelek dalam berfikir (akal)

- Melawan hawa nafsu

- Jagalah hati

- Akhlak yang kokoh (adab)

Memuliakan diri dengan ;

- Makanan yang dimakan haruslah yang halal dan thayyib

- Kebersihan meliputi : Kebersihan badan, Kebersihan kamar, kebersihan pakaian, kebersihan kendaraan, dan kebersihan gadget, dan lain sebagainya.

- Pakaian yang dipakai bersih, layak dan menutup aurat namun tidak menimbulkan sombong dan ujub

- Mencukur rambut, mencukur kumis, memotong kuku, dan memotong bulu kemaluan.

- Memakai wangi-wangian bagi laki-laki, bagi perempuan dilarang memakai wangi-wangian apabila keluar rumah dikarenakan bisa menimbulkan fitnah.

Referensi :
Terinspirasi dari Ust. Bilal
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhroEb8hy0cjQUimC9EgUTG8q6KIZDAbP5DeXownz_lLqWnIJeXGqnhlDjDjAE1d0S3M1t50E49yTlAOn2VD8PHpsLKpt-Ouq2t-1DSFpJgkzXAmgP8NygcXEvRD26Ibo-2jXm1p3hiIJhf/
mamantgoprax.mywapblog.com
10 Ciri Pribadi Muslim

At Tsabat Fid Da'wah


At Tsabat Fid Da'wah (Teguh Di Jalan Dakwah), Jalan Dakwah ialah jalan hidup rasulullah dan semua pengikut beliau.

"Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah)."
(Q.S. Al-Baqarah [2] : 269)

Jadikanlah dakwah ini sebagai jalan hidup, bukan sebuah pilihan.

“Nahnu du’aah qabla kulli syai`” kita adalah da’I sebelum segala sesuatu.

Katakanlah: "Inilah jalan (agama)ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik".(Q.S.Yûsuf [12] : 108)

 هَٰذِهِ سَبِيلِي

Kedua kata tersebut berpola khabar (muannats)-mubtada (mudzakkar).
Ada faidahnya , memiliki makna : "Inilah Jalanku (dengan menafikan dan meniadakan bahwa tidak ada jalan yang lain).

-> Mengajak menuju Allah (agama Allah) diatas bashirah.

Jalan Dakwah ialah keniscayaan.

Jalan Hidup ialah jalan yang menuntun kita sampai ke tujuan yakni jalan dakwah.

Pertanyaannya : Mengapa jalan hidup manusia itu bernama jalan dakwah ?

Hidup adalah berjalan, dan harus memiliki tujuan, dan pada saat dia menuju ketujuan  maka pada saat itu juga ia meninggalkan. 

Kita hidup menuju ke akhirat pasti ada yang kita tinggalkan, meninggalkan dunia menuju akhirat.

Rukun Dakwah diantaranya :

- Ilmu ( Ilmu syar'iyyah)
- Amal

Orang yang beramal berdosa jika tidak mempunyai ilmu. jangan dijadikan alasan untuk tidak berdakwah karena ada dalil :

"Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tidak kamu kerjakan."
(QS: Ash-Shaff : 4)

dan bersegeralah memperoleh ampunan dan menuju surga Allah. (Baca Surat Ali Imran : 133-136)
- Yakin (yakin, berdakwahlah dengan hati)
- Ikhlas (Tak mengharapakan sesuatu apapun melainkan ridha Allah)
- Hikmah (Baca : Q.S. An-Nahl : 125)
- Tauhid

Karena dakwah itu untuk mengharap ridha Allah dan inti dari ajaran Allah dan Rasul-Nya adalah Tauhid. Tidak ada tujuan apapun seperti membesarkan kelompok atau harta.

Dan ke-enam ini disebut bashirah.

Tabiat di Jalan Dakwah

Yang sering ditanamkan ke kita bahwa jalan dakwah ialah jalan yang bertabur kesulitan. Apakah seperti itu ?. Banyak ujian ? Ini bergantung sejauh mana kita menanggapi ujian tersebut.

Jalan Dakwah ialah jalan hidup yang bertabur bunga-bunga yang indah yakni "Mihnah".

Jalan Dakwah itu selalu melihat akhirat lebih baik dari dunia.

Di dalam Al-Qur'an kerap kali membandingkan antara kehidupan dunai dan akhirat, dan yang ditetapak lebih baik adalah akhirat, akhirat lebih baik dari pada dunia.

Terdapat pada surat :

Q.S. Adh-Dhuha : 4
Q.S. Al- A'la : 17
Q.S. Al- Ankabut : 64
Q.S. At-Taubah : 38

Keteguhan di jalan dakwah akan dihadapi oleh semua Da'i dan yang mampu menyikapinya apapun dengan senyum.

Al-Qur'an adalah "jendela" yang membuat kita mengerti dan merasakan betapa hidup itu luas dan indah.

"Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah, (bahwa mereka itu) mati; bahkan (sebenarnya) mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya." (Q.S. Al -Baqarah [2]: 154).

Referensi :
Kajian dengan tema "Tabiat di jalan Dakwah dan Pentingnya Keteguhan" di Masjid Mardliyyah @ 23 Januari 2014 oleh Ust. Syatori Abdurrauf.
https://www.facebook.com/note.php?note_id=189778660291
http://www.babulkhairat.net/2011/09/18/berdakwah-selalu/ 
http://ayat-tematik.blogspot.com/2009/10/surat-al-baqarah-154-189.html 
http://quran.ittelkom.ac.id/?sid=2&aid=269&pid=arabicid 
http://dpcjetis.files.wordpress.com/2011/08/teguh-di-jln-dakwah.jpg

Kan Ku Kejar Rumah Surga (6)


Mendidik itu...

Didalam mendidik anak dibutuhkan 5 sikap yang harus dikuatkan oleh pendidik atau orang tua yakni :

- Prigel : menanamkan sifat berjuang, heroik, tekun, terampil dan ada kesungguhan berkorban.

- Kendel : menanamkan sifat berani mengambil keputusan.

- Supel : memiliki atau menyukai dekat dengan anak dengan rama, pandai memberikan motivasi, solusi dan siap diajak berdiskusi.

- Pinter : pandai melihat bakat atau kemampaun yang dimiliki anak dan pandai didalam menyalurkan keahlian yang pas.

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.(Q.S.Al-Isrâ´[17] : 84)

- Tegel : pendidik harus tegaan dan tidak terlalu pengasih, tapi memiliki rasa sayang.

Karena bersama kesulitan ada kemudahan. Jangan kau persulit hidup anakmu dengan membiasakan hidup mudah.

Kita ibarat mengendarai sepeda motor pasti ada gas dan rem-nya , harus dapat menempatkan itu dengan baik. Jangan terlalu menge-gas didalam mendidik anak dan jangan terlalu menge-rem didalam mendidik anak.

Kecenderungan ketika kakek atau nenek yang menghadapi atau mendidik anak, mereka lebih tidak bisa bersikap tegel dan kendel. maka alangkah baiknya sesekali boleh mereka mendidik, tapi jangan sering. karena bisa membuat anak tidak berani mengambil keputusan dan membuatnya terlalu dimanja sehingga tidak kuat menghadapi problematika hidup.

Kewajiban Suami diantaranya ;

- Menafkahi keluarganya (istri tidak dilarang , dan tidak ada dalil yang mewajibkannya mencari nafkah apalagi dalil yang sunnah, catatan : selama kewajibannya tiu tidak ditinggalkan).

- Melindungi, mengayomi, mengamankan kondisi istri dan anaknya.

- Mendidik Istrinya (Baca : Q.S. At-Tahrim : 6)

- Menggauli istri dengan ma'ruf , baik didalam berkomunikasi, berinteraksi. Bukan menjadikan istri sebagai objek namun subjek.

- Berlaku jujur kepada istri, sehingga istri mampu memahami pemikiran suami.

- Menyimpan rahasia atau cacat yang ada pada istri.

Kewajiban Istri diantaranya ;

- Taat kepada suami selama ketaatan itu bukan untuk bermaksiat kepada Allah

- Menjaga diri

- Mensyukuri nikmat, atas apa yang dimiliki suami

- Melayani suami dengan ikhlas dan menolaknya dengan cara yang baik


- Sebaiknya tinggal di rumah yang ditetapkan suami (jangan sampai suami tidak berdaya di keluarga perempuan)

Tiga Tipe Manusia diantaranya ;

- Manusia disebut Adil, manakala ia tahu, mau melayani, memiliki kemampuan sesuai kemampuannya

- Manusia disebut Zhalim, manakala ia tahu, memiliki kemampuan, namun tidak mau melayani

- Manusia disebut Jahil, manakala ia mau melayani, memiliki kemampuan, namun tidak tahu.

Kewajiban Bersama Suami dan Istri ;

- Bersama-sama bersyukur kepada pribadi dan orang tua.

semisal : kami (keluarga Ust. Didik) biasa ketika lebaran menyerahkan sebagian penghasilan sendiri-sendiri, Istri ke keluarga Suami dan Suami ke keluarga Istri samling bergantian.

- Birul Waliadain dan Saling Mendukung

- Melaksanakan amal shalih yang diridhai Allah

- Berdoa supaya Allah memberikan kesuksesan kepada Anak dan keturunannya

- Belajar saling mengurangi dosa, senantiasa melakukan tazkiyatun nafs.

- Masing-masing merasa puas dan ridha terhadap pasangannya.

Referensi :
Kajian di Masjid Nurul Ashri Bersama Ust. Didik Purwodarsono
idealdesignarts.blogspot.com (dengan editan)

Dan Bersegeralah...


"Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,
(yaitu) orang-orang yang menafkahkan (hartanya), baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Allah menyukai orang-orang yang berbuat kebaikan.
Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain daripada Allah? Dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka mengetahui.
Mereka itu balasannya ialah ampunan dari Tuhan mereka dan surga yang di dalamnya mengalir sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah sebaik-baik pahala orang-orang yang beramal."
(Q.S. Ali Imran : 133-136)

Dari ayat diatas, apa yang dimaksud bersegeralah di sini apa dan kenapa kita harus bersegera ?

yakni bersegera dalam mencari ampunan Allah dan bersegera di dalam perbuatan yang mengarah kepada surga.

Kenapa kita harus bersegera ?
- Umur manusia itu terbatas, dan terbatas pula di dalam melakukan amal kebaikan. Oleh karena itu manfaatkan 5 perkara sebelum 5 perkara. yakni diantaranya :

Hidup sebelum mati

Semua orang yang dibangkitkan,  mereka semua menyesal (baik penghuni surga maupun neraka), maka bersegeralah melakukan amal kebaikan.

Orang yang masuk surga lebih banyak menyesal, karena kenapa dia tidak bisa masuk surga yang tinggi dan yang lebih baik. Dan apabila meminta kepada Allah dalam doa maka mintalah surga yang tertinggi yakni surga firdaus.

Muda sebelum tua

Kelebihan yang dimiliki pemuda ialah stamina, semangat, waktu dan belum menikah (hehe). Maka bersegeralah melakukan amal kebaikan, mumpung lagi stamina, semangat dan waktunya bisa dimaksimalkan.

Kaya sebelum miskin

Masih banyak yang lebih miskin dari kita, mumpung masih kaya dan bisa beramal shalih dengan rezeki yang cukup maka bersegeralah. Jika miskin kan tidak bisa beribadah lebih dalam hal ibadah maliyah.

Lapang sebelum sempit

Kondisi manakala tidak diburu-buru atau dikejar-kejar pada sesuatu yang menghimpit kita.

Pada saat kondisi lapang, bersegeralah dan beramal kebaikanlah.

Diantara kondisi seseorang tidak lapang ialah manakala ia safar dan sakit.  Jika dia dalam kondisi tidak sakit atau safar, biasa melakukan amal kebaikan semisal shalat berjamaah dan shalat sunnah, dan ketika sakit dan safar tidak shalat berjamaah dan shalat sunnah sebagaimana biasa dilakukan saat sehat dan bermukim maka dia tetap mendapat pahala yang serupa dibanding dia yang tidak terbiasa melakukannya.

Jika seorang ahli ibadah jatuh sakit atau safar, ia tetap diberi pahala ibadah sebagaimana ketika ia sehat atau sebagaimana ketika ia tidak dalam safar” (H.R. Bukhari)

Sehat sebelum sakit

Orang yang sehat mampu melakukan sesuatu dibanding ketika dia sakit. Maka manfaatkanlah masa sehat sebelum sakit.

Bersegera berbeda dengan Tergesa-gesa (Isti'jal) ?

Bersegera ialah bercepat-cepat didalam melakukan suatu hal dalam batasan yang diperbolehkan. Sedangkan Tergesa-gesa ialah bercepat-cepat diluar batasan (ini adalah perbuatan dari syaitan) sebagai contoh bentuk lain dari tergesa-gesa atau sesuatu yang memungkinkan seseorang tergesa-gesa ialah mepet-mepet di dalam melakukan sesuatu.

“Ketenangan itu dari Allah dan tergesa-gesa itu dari syaitan” (H.R. Turmudzi)
Referensi :
Terinspirasi dari Ustadz Bilal.
http://langitilahi.com/v2/pustaka/2011/12/Running_by_ConstantineHuman.jpg
http://sujanuhm.wordpress.com/2012/02/18/ketergesaan-adalah-perbuatan-setan-kecuali-5-hal/ 
http://muslim.or.id/hadits/tidak-bisa-ibadah-tapi-dapat-pahala-ibadah.html

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes