Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

7 langkah Grand Desain Proyek Amal Islami


Maraatib Al-‘amal (Tingkatan Amal)
Ada 7 langkah Grand Desain Proyek Amal Islami yang harus menjadi acuan gerakan Islam, yaitu:1. Ishlaahun nafs (Perbaikan diri sendiri) sehingga menjadi



  1. qawiyyul jism (kuat fisik), 
  2. matiinul khuluq (kokoh akhlaq), 
  3. mutsaqqaful fikr (cerdas wawasan), 
  4. qaadiran ‘alal kasam (mampu berusaha), 
  5. saliimul aqidah (bersih aqidah), 
  6. shahihul ibadah (benar ibadah), 
  7. mujaahidan linafsihi (bersungguh-sungguh), 
  8. hariishan ‘alaa waqtihi (perhatian terhadap waktu), 
  9. munazhzhaman fii syuunihi (tertib dalam urusan), dan 
  10. naafi’an lighairihi (bermanfaat untuk orang lain). 

Ini adalah kewajiban individu setiap anggota.

Sepuluh proyek perbaikan diri itu sangat lengkap untuk setiap individu muslim dan dai muslim yang ingin terus meningkatkan kualitas dirinya.

Segala konsep perbaikan harus dimulai dari diri sendiri,

“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.”
(Q.S. Ar-Ra’du: 11).

Dan motor dari perubahan dalam diri adalah hati,

 “Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada segumpal darah, jika baik maka seluruhnya baik, dan jika buruk, maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)

2. Bina’ul baiti Muslim (Pembentukan keluarga Muslim) dengan cara

  • mengarahkan keluarganya agar menghormati fikrah, 
  • menjaga adab islam dalam kehidupan rumah tangga, 
  • baik dalam mencari istri dan melaksanakan hak dan kewajibannya, 
  • baik dalam mendidik anak dan khadimah serta 
  • membentuk mereka sesuai prinsip-prinsip Islam. 

Ini juga kewajiban setiap anggota.

Keluarga adalah lembaga yang sangat strategis dalam Islam, begitu strategisnya sampai Al-Qur’an dan Sunnah, dua sumber ajaran Islam memberikan porsi pembahasan tentang keluarga yang begitu besar.

Surat-surat An-Nisaa’, An-Nuur, Al-Ahzaab, At-Thalaq begitu sarat membahas detail-detail aturan keluarga dan pola hubungan antara pria dan wanita.

Begitu juga surat-surat dan ayat-ayat lainnya tidak pernah lepas dari sentuhan terhadap aspek pembahasan keluarga.

Bahkan lebih dari itu, ada beberapa surat yang langsung menceritakan suatu keluarga dan diabadikan sebagai nama surat, seperti
  • surat Ali ‘Imran, 
  • Yusuf, 
  • Ibrahim, 
  • Maryam, dan 
  • Luqman.
3. Irsyaadul Mujtama dengan menyebarkan dakwah kebaikan kepada masyarakat.

  • memerangi kehinaan dan kemungkaran, 
  • mendorong kemuliaan, 
  • amar ma’ruf dan nahi mungkar, dan 
  • berlomba melaksanakan kebaikan, 
  • mengarahkan opini umum agar berfihak pada fikrah Islam, dan 
  • senantiasa mewarnai kehidupan umum. 

Ini adalah kewajiban anggota dan jamaah.

Ada 3 pertimbangan utama jika ingin sukses berdakwah di tengah masyarakat, yaitu

Pertama: shidqul ma’lumat (benarnya ilmu dan informasi yang disampaikan).

Sampai sekarang lembaga Islam dan tokoh-tokoh islam yang bergerak di bidang dakwah masih banyak kesalahan dalam menyampaikan ilmu dan informasi, termasuk ilmu yang sangat mendasar seperti salah dalam membaca dan menafsirkan Al-Qur’an, salah dalam menukil hadits dan menerangkan derajat hadits. Banyak mubaligh dan penceramah yang masih menyebarkan hadits-hadits dhaif bahkan palsu dalam ceramahnya.
Lebih parah lagi, jika lembaga yang menamakan Islam itu adalah lembaga dakwah yang menyimpang, baik dari aspek aqidah, ibadah, fikrah maupun manhaj. Maka sejatinya, lembaga semacam ini, bukan menjadi lembaga dakwah Islam, tetapi obyek dakwah dan irsyaadul mujtama .

Kedua: tanasub lissaami’ (materi dakwah yang disampaikan harus sesuai dengan pendengar atau obyek dakwah). Oleh karenannya dalam berdakwah di tengah masyarakat yang kompleks harus memperhatikan Fiqih Dakwah dan Fiqih Waqi. Berdakwah dikalangan mahasiswa dan pelajar berbeda dengan berdakwah di kalangan karyawan dan profesional, berdakwah di tengah masyarakat tradisional berbeda dengan berdakwah di masyarakat modern.

Ketiga: al-usluub al-jayyid (metodologi yang menarik). Di era modern ini sangat memperhatikan kemasan, retorika, keindahan dan penampilan, sehingga bagi para aktivis dakwah harus memperhatikan aspek ini agar dakwahnya tidak ditinggalkan oleh orang.

Dan Islam tidak menolak segala hal yang terkait dengan keindahan dan penampilan yang menarik. Namun demikian Islam tetap sangat menitikberatkan aspek keikhlasan dan nilai. Husnul bidho’ah muqaddamun min husnid di’aayah (barang dagangan yang baik lebih diutamakan dari promosi yang menarik).

4. Tahriirul wathan dengan membersihkan diri dari kekuasaan asing ,tidak islami, baik politik ,ekonomi maupun moral.

5. Ishlaahul hukumah sehingga benar-benar sesuai dengan nilai Islam, dengan demikian pemerintah akan menjalankan fungsinya sebagai pelayan umat dan bekerja untuk kemaslahatannya. Dan pemerintah Islam yaitu dimana anggotanya muslim menjalankan kewajiban Islam tidak terbuka dalam bermaksiat dan menjalankan hukum Islam dan ajarannya.n

6. I’aadah al-kiyaan ad-dauli lil ummah al-islamiyah dengan memerdekakan tanah air.

mengembalikan kejayaan, mendekatkan budaya dan menyatukan kalimatnya. Semua itu dilakukan sehingga dapat mengembalikan sistem khilafah yang hilang dan kesatuan yang diharapkan.

7. Ustadziyaatul ‘aalam dengan menyebarkan dakwah Islam keseluruh penjuru dunia.

“Supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.” (Al-Anfaal: 39). “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya.”
(Q.S.At-Taubah: 32)

Dan akhir dari seluruh masyruu’ islami adalah bahwa harokah Islam menjadi guru dunia. Manusia tunduk dan patuh pada Islam, baik sukarela maupun terpaksa.

 “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat- Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
(Q.S.Al-Maa-idah: 3).

”Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya dia adalah Maha Penerima taubat.”
(Q.S.An- Nashr: 1-3)

Referensi:
Terinspirasi oleh kajian I-Learning,Keluarga Muslim Fakultas MIPA Rabu,12 September 2012,dengan Tema :"Menjadi Pribadi Muslim Teladan" oleh Ketua BEM Fakultas Peternakan
http://www.scribd.com/doc/101113327/7-Proyek-Amal-Islami
http://melati-asih.web.ugm.ac.id/2008/09/16/marotibul-amal/

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes