Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Kajian di Geografi (5 Des '12)


Hadits tentang Akhlak dan Adab

Dari Abu Hurairah radhiallahu 'anhu ia berkata:
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
"Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam :
jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam,
jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya,
jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat,
jika ia bersin dan mengucapkan : 'Alhamdulillah' maka do'akanlah ia dengan 'Yarhamukallah',
jika ia sakit maka jenguklah,
jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya."
(HR. Muslim)

Penjelasan:

@ (tidak dibatasi 6,jumlahnya bisa 8,10 dst.hadits-hadits ini menjelaskan pokok-pokok ke-enam hal tersebut)

ucapan salam diantaranya sebagai do'a dan kalimat yang menyatukkan kaum muslim

@ jika kita meneliti tentang memberi/mengucapkan salam jika digabungkan dengan hadits lain maka mengucapkan salam sangat dianjurkan,menjawab salam wajib dan yang paling bagus yang memulai salam.

hadits tentang urutan-urutan yang lebih afdhal.

1."Sepantasnya orang yang kecil (lebih muda) mengucapkan salam kepada yang besar (lebih tua), yang berjalan kaki kepada yang duduk, dan yang sedikit kepada yang banyak, yang berkendaraan kepada yang berjalan kaki." (HR Muttafaq 'Alaih dan HR Muslim)

2."Apabila ada sekelompok (beberapa) orang yang lewat, maka cukuplah salah seorang saja di antara mereka yang mengucapkan salam dan dianggap mencukupi dari satu jamaah jika salah seorang di antara mereka yang menjawab salam itu." (HR Ahmad dan Baihaqi)

@ maka yang di undang harus memenuhi undangannya (ketika berhalangan hadir,kita pamit-minta izin)
terkecuali, udzur seperti : sakit, safar, acara yang bersamaan-sudah terlanjur berjanji memenuhi undangan ke yang lain-tempat dan tidak mungkin digabungkan antar undangan, waktu-rentang jarak yang berjauhan.

ada perbedaan menghadiri undangan misal resepsi pernikahan dengan menjenguk orang sakit.
kalau menjenguk orang sakit-kita bisa mengajak-ajak teman namun kalau undangan-kalau sama2 di undang bisa datang bersama tapi misal tidak diundang-maka tidak dibenarkan bagi yang diundang mengajak temannya yang tidak diundang.karena semisal  konsumsi yang tadinya sekian bisa jadi tidak cukup seandainya ada yang tidak diundang menghadiri.

@ meminta saran maka berilah saran,namun jika tidak tahu,katakan saja maaf saya tidak tahu

@ bener2 mendengar orang yang bersin kemudian memuji Allah

@ cukup dia sakit tanpa perlu dia mengumumkan/mengundang namun cukup katanya,itu sudah cukup.

Dari Nu’man bin Basyir RA berkata “Rasulullah SAW bersabda : “Perumpamaan kaum muslimin dalam mencintai,berkasih sayang dan berlemah lembut bagaikan satu jasad yang apabila salah satu anggota badannya merasa sakit maka sekujur tubuhpun ikut merintih juga ditambah dengan bergadang dan demam”. (HR.MUSLIM)

secara sederhana jika kepala kita gatal secara otomatis tangan kita yang menggaruk,ketika kaki kita sakit/pegal secara otomatis tangan kita yang akan memegangnya,memijatnya.

jadi tidak perlu adanya undangan,diperlukan kepekaan.

@ jika memang jenazahnya seorang muslim, walau pelaksanaannya belum sesuai pelaksanaan jenazah,kita harus tetap mengiringinya. lebih baik disegerakan penguburannya tanpa menunggu.

kisah shahabiyah ummu mahjan.

Begitulah fungsi masjid pada zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam, demikian pulalah yang terjadi pada zaman khulafa‘ur rasyidin dan begitu pula seharusnya peranan masjid hari ini hingga tegaknya hari kiamat.

Untuk itulah Ummu Mahjan Radhiyallahu ‘anha tidak kendor semangatnya, sebab pekerjaan itu merupakan target yang dapat beliau kerjakan. Beliau tidak pernah meremehkan pentingnya membersihkan kotoran untuk membuat suasana yang nyaman bagi Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabat beliau dalam bermusyawarah yang senantiasa mereka kerjakan secara rutin.

Ummu Mahjan Radhiyallahu ‘anha terus menerus menekuni pekerjaan tersebut hingga beliau wafat pada zaman Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika ia wafat, para shahabat Ridhwanullahi ‘Alaihim membawa jenazahnya setelah malam menjelang dan mereka mendapati Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam masih tertidur. Mereka pun tidak ingin membangunkan beliau, sehingga mereka langsung menshalatkan dan menguburkannya di Baqi‘ul Gharqad.

Pagi harinya Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam merasa kehilangan wanita itu, kemudian beliau tanyakan kepada para sahabat, mereka menjawab, “Beliau telah dikubur wahai Rasulullah, kami telah mendatangi anda dan kami dapatkan anda masih dalam keadaan tidur sehingga kami tidak ingin membangunkan anda.” Maka beliau bersabda, “Marilah kita pergi!” Lantas bersama para shahabat, Rasulullah pergi menuju kubur Ummu Mahjan. Maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam berdiri, sementara para sahabat berdiri bershaf-shaf di belakang beliau, lantas Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam menshalatkannya dan bertakbir empat kali [lihat al-Ishabah dalam Tamyizish Shahabah (VIII/187)]

Sebuah riwayat dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, bahwa ada seorang wanita yang berkulit hitam yang biasanya membersihkan masjid, suatu ketika Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam merasa kehilangan dia, lantas beliau bertanya tentangnya. Mereka telah berkata, “Dia telah wafat.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mengapa kalian tidak memberitahukan hal itu kepadaku?” Abu Hurairah berkata, “Seolah-olah mereka menganggap bahwa kematian Ummu Mahjan itu adalah hal yang sepele.” Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Tunjukkan kepadaku di mana kuburnya!” Maka mereka menunjukkan kuburnya kepada Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beliau menyalatkannya, lalu bersabda:

“Sesungguhnya kubur ini terisi dengan kegelapan atas penghuninya dan Allah meneranginya bagi mereka karena aku telah menyalatkannya.” [Lihat al-Ishabah(VIII/187), al-Muwatha’ (I/227), an-Nasa’i (I/9) hadits tersebut mursal, akan tetapi maknanya sesuai dengan hadits yang setelahnya yang bersambung dengan riwayat al-Bukhari dan Muslim.]

1 Qirath dan 2 Qirath.

"Barangsiapa yang menyaksikan jenazah sampai ia menyolatkannya, maka baginya satu qiroth. Lalu barangsiapa yang menyaksikan jenazah hingga dimakamkan, maka baginya dua qiroth." Ada yang bertanya, "Apa yang dimaksud dua qiroth?" Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lantas menjawab, "Dua qiroth itu semisal dua gunung yang besar." (HR. Bukhari no. 1325 dan Muslim no. 945)

Referensi:
Terinspirasi, kajian di Geografi oleh Ust. Ridwan hamidi, L.c. at mushala geografi - 5 Desember 2012
foto:https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvdss8KQdGE5B_uHXwtUOSU2ytUpNXzHrBrmp6vJLUQsbqFnz68-Oe4EbHbkOZ4MYNrTeYa_-F_nlHxqF1Uc-uqJuiksNUXyKpGASKzI5ong2hwpI-hY1WqtYuHwp41Wa2_Z2lUEcD4ZUk/s1600/muslim.jpg
http://darunnajah.ac.id/2012/05/02/kisah-menyentuh-perjuangan-dan-ketabahan-ummu-mahjan/
dsb

Kajian Riyadhush-shalihin (2 Des '12)


51. Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya saja akan terjadi sesudahku nanti cara mementingkan diri sendiri -sedang orang lain lebih berhak untuk memperolehnya - dan juga beberapa perkara yang engkau semua akan mengingkarinya. Orang-orang semua berkata: "Ya Rasulullah, maka apakah yang akan Tuan perintahkan pada kita - kaum muslimin. Beliau s.a.w. bersabda: "Supaya engkau semua menunaikan hak yang menjadi milik semua." (Muttafaq'alaih)



52. Dari Abu Yahya yaitu Usaid bin Hudhair r.a. bahwasanya ada seorang lelaki dari kaum Anshar berkata: "Ya Rasulullah, mengapakah tuan tidak menggunakan saya sebagai pegawai, sebagaimana tuan juga menggunakan si Fulan dan Fulan itu?" Beliau s.a.w. lalu bersabda: "Sesungguhnya engkau semua akan menemui sesudahku nanti suatu cara mementingkan diri sendiri - sedang orang lain lebih berhak untuk memperolehnya, maka dari itu bersabdarlah, sehingga engkau semua menemui aku di telaga - pada hari kiamata." (Muttafaq'alaih)

53. Dari Abu Ibrahim, yaitu Abdullah bin Abu Aufa radhiallahu 'anhuma bahwa Rasulullah s.a.w. pada suatu hari di waktu beliau itu bertemu dengan musuh, beliau menantikan sehingga matahari condong - hendak terbenam - beliau lalu berdiri di muka orang banyak kemudian bersabda: "Hai sekalian manusia, janganlah engkau semua mengharap-harapkan bertemu musuh dan mohonlah kepada Allah akan keselamatan. Tetapi jikalau engkau semua menemui musuh itu, maka berabarlah. Ketahuilah oleh semua bahwasanya syurga itu ada di bawah naungan pedang." Selanjutnya Nabi s.a.w. berdo'a : "Ya Allah yang yang menurunkan kitab, yang menjalankan awan, Yang menghancur leburkan gabungan musuh. Hancur leburkanlah mereka itu dan berilah kita semua kemenangan atas mereka." (Muttafaq'alaih) Wabillahittaufiq (Dan dengan Allah itulah pertolongan).

Kajian Maskam Ust. Ridwan,2 Desember 2012
foto:http://images01.olx.co.id/ui/3/69/32/1352764339_455606732_1-Gambar--Buku-syarah-riyadhus-shalihin-1-set.jpg

Tafsir Surat Al-Ikhlash

 Mengapa disebut surat al-ikhlash.,al-ikhlash itu berarti murni (memurnikan ke-esaan Allah),surat ini adalah surat makiyyah.


Keutamaan surat al-ikhlash :

didalam al-qur'an ada 2 (al-ikhlash) yaitu :

Qul huwallahu ahad dan qul yaa ayyuhal kaafiruun karena berisikan kemurnian tauhid.

Pendekatan tuhan itu sama untuk semua agama : pluralisme

Memang secara fakta persepsi bahwa setiap tuhan sejatinya berbeda (membatalkan pluralisme)

-Surat al-ikhlash senilai dengan sepertiga al-qur'an
Dari Abu Darda’ dari Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam. Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Apakah seorang di antara kalian tidak mampu untuk membaca sepertiga Al Qur’an dalam semalam?” Mereka mengatakan,”Bagaimana kami bisa membaca seperti Al Qur’an?” Lalu Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda, ”Qul huwallahu ahad itu sebanding dengan sepertiga Al Qur’an.” (HR. Muslim no. 1922)
-Al-qur'an secara umum dibagi menjadi tiga :Tauhid, Hukum,kisah

Dalam sebuah hadits yang intinya :

Dari ’Aisyah, beliau mengatakan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam mengutus seseorang kepada seorang budak. Budak ini biasanya di dalam shalat ketika shalat bersama sahabat-sahabatnya sering mengakhiri bacaan suratnya dengan ’Qul huwallahu ahad.’ Tatkala para sahabatnya kembali, mereka menceritakan hal ini pada Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam.
Beliau shallallahu ’alaihi wa sallam lantas berkata,

”Tanyakan padanya, kenapa dia melakukan seperti itu?”
Mereka pun menanyakannya, dia pun menjawab,

”Surat ini berisi sifat Ar Rahman. Oleh karena itu aku senang membacanya.”

Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam lantas bersabda,

”Kabarkan padanya bahwa Allah mencintainya.”
 (HR. Bukhari no. 7375 dan Muslim no. 813)
Allah -->esensi(zat) -->sifat (antara esensi +sifat tidak terpisah)

sifat -->1. fi'liyyah (kehendak Allah, misal: kalam),2 .zatyah (sampai kapanpun misal:al-bashir)

sedangkan mu'tazillah :menolak sifat (bahwa hanya terdiri dari zat)
cerita tentang nabi musa,ketika Allah menampakkan dirinya kemudian gunung itu hancur dan nabi musa pinsan.kemudian bertaubat (tidak akan meminta Allah untuk menampakkan dirinya).

Ash- babun nuzul

Imam at-tirmidzi dari Ubay bin Ka'ab
intinya:
Imam Tirmizi, Imam Hakim dan Imam Ibnu Khuzaimah, telah mengetengahkan sebuah hadis melalui jalur Abul Aliyah, yang ia terima dari Ubay bin Kaab, bahwasanya orang-orang musyrik telah berkata kepada Rasulullah saw., "Ceritakanlah kepada kami mengenai Rabbmu." Maka Allah menurunkan firman-Nya, "Katakanlah! 'Dialah Allah Yang Maha Esa.'" (Q.S. Al Ikhlash, 1 hingga akhir surah)
Kesimpulan:

-mengenal Allah dengan nama-nama dan sifat-sifatnya
-penetappan tentang tauhid dan kenabian
-Rasulullah tidak ber-i'tihad -menunggu turunnya wahyu
-batilnya penobatan anak kepada Allah dan shahibat (pasangan..sering dalam bahas aarab memakai kata gantu ketiga untuk laki-laki: huwa...,jawabannya kepada orang yang seperti itu: "walam yakunlahu kufuwan ahad".)
-kewajiban kita hanya untuk beribadah kepada Allah.

Referensi:
Kajian,Senin 3 Desember 2012
http://2.bp.blogspot.com/-44GQhIqXl54/UGTnPlFh0dI/AAAAAAAAAm8/SrL5OcjEuGQ/s1600/al-ikhlash.jpg

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes