Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Uswatun Hasanah Rasulullah dalam Konteks Kepemimpinan


Rasulullah adalah seorang pemimpin, rasulullah adalah Pemimpin negara Islam Madinah. Rasulullah didik langsung oleh Allah subhanahu wata'ala. Rasulullah dididik oleh seorang wanita yang bernama Halimah Sa'diyah di sebuah perkampungan Bani Sa'ad.

Terdapat hikmah bahwasanya didalam memilih jodoh untuk anak kita, dalam konteks shalih dan shalihah. Maka yang perlu diperhatikan ialah :

1. Pilihlah calon yang ia shalih dan shalihah

2. Memilihkan pendidikan aqidah yang lurus dan shalih

3. Memilihkan lingkungan baik untuk anak.

Didalam memilih lingkungan yang baik. Salah satunya melewati pendidikan pesantren. Dan jauh dari orang tua. Jangan sampai dari kecil hingga kuliah semisal itu bersama orang tua terus. Karena hal itu membuatnya menjadi kurang mandiri dan kurang pandai berkomunikasi dan akan manja.

Termasuk didalam pendidikan anak ialah memberi nama yang baik untuk anak kita.

Nabi Yusuf 'alaihissalam pernah meminta jabatan sebagai bendaharawan, Meminta jabatan sejatinya diperbolehkan manakal dia adalah yang paling baik diantara yang lain dan hal itu tidak membahayakannya.

Rahasia Sukses Kepemimpinan Rasulullah, diantaranya :

[1] Rasulullah itu terpuji dan tanpa celah.

Dalam hal apapun rasulullah sebelum menjadi pemimpin beliau sudah mendapatkan gelar yakni al-aamiin dari masyarakat jahiliyah saat itu. Beliau bukan mengurung diri. Rasulullah muncul ditengah-tengah masyarakat dan memberikan solusi kepada masyarakat.

Rasulullah ketika berusia 14 tahun pernah ikut perang Fijar, yang terjadi pada suatu tempat di antara Nakhlah dan Thaif, antara kabilah Quraisy dan sekutunya Bani Kinanah melawan Kabilah Qais ‘Ailan. Dalam hal ini Rasulullah ikut membantu paman-pamannya menyediakan anak panah.

Rasulullah ketika berusia 35 tahun, saat kabilah Quraisy membangun kembali Ka’bah yang rusak akibat banjir. Tatkala pengerjaan sampai kepada peletakan Hajar Aswad, terjadi perselisihan tentang siapa yang paling berhak meletakkan kembali Hajar Aswad ke tempat semula.Untunglah ada seorang yang bijaksana yaitu Ummayah bin Mughirah dari bani Makzum. Atas usul Ummayah, mereka sepakat siapa yang paling pertama masuk melalui pintu Shafa, ialah yang menjadi pemutus perkara tersebut.  Atas Kehendak Allah SWT, Rasulullah yang pertama memasuki pintu tersebut, dengan gembira mereka menyeru Al Amin (orang yang dapat dipercaya). Rasulullah membentangkan sehelai kain dan meletakkan Hajar Aswad ditengahnya, lalu meminta agar semua kepala kabilah memegang ujung selendang t dan mengangkatnya sampai ke tempat.

Pun, Rasulullah juga memiliki akhlak yang terpuji (akhlaqul karimah). Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib serta para sahabat yang lainnya itu hasil dari madrasah rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

[2] Kesabaran dan Tahan Uji

[3] Pemimpin hendaknya tahu perkembangan Ilmu Pengetahuan

[4] Rasulullah dalam berdakwah, kepemimpinannya menggunakan metode hikmah.

Ini tentu adalah metode yang cukup sulit, bahkan sangat sulit. Karena rasulullah bukan hanya berdakwah saja dan juga rasulullah konsekuen dan mengamalkan apa yang ia dakwahkan bagi dirinya. Dan ketika rasulullah melakukan kesalahan sudah ditegur oleh Allah.

“Apabila aku menasihati kamu bukanlah artinya aku ini yang terbaik di kalangan kamu, bukan juga yang paling sholeh di kalangan kamu, karena aku juga pernah melampaui batas untuk diri sendiri. Seandainya seseorang itu hanya boleh menyampaikan dakwah apabila dia telah sempurna, niscaya tidak akan ada pendakwah, maka akan jadi sedikitlah orang yang memberi peringatan.”  (Imam Hasan Al Basri)

Rasulullah mengatakan sesuatu dan beliau melakukan apa yang dikatakan, dan rasulullah hidupnya sederhana.

Ketika sahabat merasakan kepanasan, dan rasulullah pun ikut merasakan kepanasan.

[5] Prinsip kebersamaan,

Rasulullah tidak pernah sendirian ketika makan, namun makan secara berjamaah. Kebiasaan para Nabi ialah makan secara berjamaah.

Rasulullah sebagai seorang pemimpin, apa yang rakyat makan beliau juga makan. Dan apa yang rakyat pakai beliau pun memakainya.

Ketika rakyat pakai pakaian biasa sedangkan Kaisar Romawi memakai pakaian yang indah. Kondisi pemimpin saat ini tidak jauh-jauh seperti itu. terjadi perbedaan yang sangat jauh antara pemimpin dengan rakyat.

[6] Mendahulukan kepentingan masyarakat,

Rasulullah itu kalau ada kebahagiaan maka rasulullah yang paling terakhir dan manakala ada kesusahan maka rasulullah yang pertama merasakannya.

[7] Kebebasan berkreasi dan memberikan wewenang

Rasulullah adalah manajer yang bagus. Walaupun rasulullah bisa melakukannya sendiri. Rasulullah juga membagi pekerjaan-pekerjaan dakwahnya itu dengan bagus dan memberikan kepercayaan. Beliau pernah mengutus delegasi untuk berperang seperti Salman Al-Farisi, dsb.

[8] Karismatik dan mengedepankan musyawarah mufakat

[9] Menjadi seorang pemimpin tak lebih dari 10 tahun, Rasulullah memimpin madinah selama 10 tahun.

[10] Beliau tidak pernah mengorbitkan keluarga.

Pesan rasulullah dalam konteks kepemimpinan, adalah ketika rasulullah sakit hingga wafatnya yang menggantikannya sebagai Imam shalat berjamaah adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq  (begitu kata Umar bin Khaththab itu adalah isyarat). Berarti isyarat yang akan menggantikan sepeninggal rasulullah ialah Abu Bakar Ash-Shiddiq. Dan rasulullah tidak pernah mewasiatkan kepada Ali bin Abi Thalib.

Referensi :
Terinspirasi Kajian di Nurul Ashri bersama Ust. Okrisal Eka Putra. 12 Agustus 2015
https://jamaatulhuda.wordpress.com/2008/07/22/ringkasan-perjalanan-hidup-nabi-muhammad-saw/
https://catatanislamku.wordpress.com/about/
http://abiummi.com/assets/uploads/2015/05/Muhammad-Rasulullah.jpg

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes