Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Pluralisme Agama dan Multikulturalisme


Bahasan ini bermanfaat bagi kita untuk mewaspadai, menghindari serta menjauhkan diri dari paham pluralisme yang berkaitan dengan agama. Paham pluralisme dan multikulturalisme sejatinya membahayakan keimanan dan nilai-nilai Tauhid. Pluralis atau keberagaman itu tidaklah masalah, hal ini akan menjadi masalah dan membahayakan manakala menjadi pluralisme, dan lebih membahayakan lagi bila menjadi pluralisme agama yang lahir dari doktrin pluralisme.

Pluralisme,
 
Isme ialah paham atau atau cara memandang segala sesuatu berdasarkan hal itu. Terkait pluralisme disini, pastinya asing dalam agama islam. Karena dalam agama islam jelas disebut dengan aqidah, jelas datangnya dari Al-Quran dan Hadits. Pluralisme itu sendiri lahir dari posmodernisme, yaitu mengenai relativitas kebenaran, yang, anti agama. Karena pada dekade terakhir ini menyatu dengan agama, maka disebutlah pluralisme agama.

Pluralisme adalah perpanjang tanganan dari sekulerime-liberalisme yang gagal. Pluralisme itu sendiri terbagi nenjadi dua. Pertama yang dicetuskan oleh John Hick dan Schuon. Menurut John Hick, pemusatan agama, menuju pemusatan tuhan. Sehingga, agama-agama yang berbeda harus menjadi satu.

Dengan kata lain Pluralisme itu suatu pintu pemikiran yang sangat percaya pada God spot. Pintu-pintu pemikiran akan pluralisme ini masuk pada ranah-ranah seperti ranah intelektual, ranah kegoncangan spiritual, dan juga ranah scientific.

Menurut John Hick, pemusatan agama, menuju pemusatan tuhan. Sehingga, agama-agama yang berbeda harus menjadi satu. Perbedaan-perbedaan agama yang kemudian muncul saat ini, menurut John Hick, hanya disebabkan oleh pengalaman spiritual yang berbeda. Namun pada hakikatnya berpusat atau menuju kepada tuhan yang sama. Kebenaran itu plural, tidak tunggal. Hal inilah yang juga kemudian mendorong Hick untuk mencetuskan teori global di mana merupakan suatu wadah yang menurut Hick adalah suatu hal yang realistis yang dapat merangkul semua agama-agama.

Sedangkan Schuon membagi pendapatnya mengenai pluralisme agama ke dalam dua hal. Pertama secara eksternal, dan yang kedua secara batin. Secara eksternal, adalah apa-apa yang terlihat seperti misalnya ritual peribadatan. Hanya pada tahap ini yang kemudian berbeda, sedangkan pada konsep batin, hampir sama dengan Hick, bahwa pada dasarnya juga menurut Schuon, menuju kepada titik yang sama.

Pluralisme memiliki dua wajah yakni toleransi dimana masing-masing agama, ras, suku dan kepercayaan berpegang pada prinsip masing-masing dan menghormati prinsip dan kepercayaan orang lain. Toleransi diperbolehkan, namun yang kemudian menjadi  tidak tepat adalah toleran tanpa batas hingga terkesan tidak memiliki pijakan. Wajah yang kedua dari pluralisme ialah relativisme kebenaran artinya sudah tidak berpegang dengan dasar apapun dan Masyarakat harus menerima kenyataan bahwa di sana tidak ada kebenaran tunggal (mutlak), artinya semua benar, atau bisa dikatakan pula masyarakat tidak boleh memiliki keyakinan bahwa agama dan kepercayaan mereka itu benar atau paling benar. Bahkan, dalam satu pengertian, Pluralisme mengajarkan bahwa sebenarnya kebenaran itu tidak ada.

Pluralisme berusaha masuk ke Indonesia dan menunjukkan wajah manisnya serta membawa proyek-proyek toleransi dan kerukunan hidup namun juga  terdapat proyek terselubung untuk menyamakan semua agama, yang berujung pada relativitas kebenaran, sampai akhirnya dapat dikatakan, proyek terminasi agama-agama dari skeptisisme, hingga dapat melenyapkan agama-agama.

Oleh karena itu Doktrin atau paham sekularisme, pluralisme, dan liberalisme agama adalah paham yang bertentangan dengan ajaran agama Islam, dan hukumnya haram sesuai fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) no. 7 tahun 2005.

Pandangan agama-agama samawi terkait pluralisme agama,

Agama Katolik menyatakan kalau pluralisme agama-agama tersebut sangat bertentangan dengan ajaran agama Katolik. Mereka menolak pluralisme berdasar dekrit dominic Jesus tahun 2000, karena bagi mereka Jesus Kristuslah satu-satunya pengantar keselamatan.

Agama Protestan, juga sama menolak karena bagi mereka, pluralisme agama dapat memudarkan keislaman terhadap agama yang diyakini.

Sama halnya dengan agama Hindu, dalam agama Hindu, terdapat ajaran yoga, di mana hal tersebut tidak terdapat dalam ajaran agama lain. Sehingga jelas bagi mereka, agama Hindu tidak dapat disamakan dengan agama lain. Walaupun ada yang menyebut agama Hindu itu pluralis, akan tetapi hal tersebut pada hakikatnya hanya terrdapat di dalam kehidupan agama Hindu, sedang tidak di luar.

Dan bagi agama Islam, agama islam pun sama menolak adanya pluralisme agama karena berdasar quran surat Ali-Imran ayat 19 yang artinya Sesungguhnya agama di sisi Allah ialah Islam, Allah mengutus rasul dan menyuruh kita berdakwah. Dengan adanya pluralisme otomatis akan menghapus perintah berdakwah sekaligus menghapus superioritas islam atas agama yang lain sesuai quran surat Ali-Imran ayat 19 tersebut di atas.

Multikulturalisme,

Secara sederhana, multikulturalisme ialah suatu paham atau konsep dimana sebuah komunitas dalam konteks kebangsaan dapat mengakui keberagaman, perbedaan dan kemajemukan budaya, baik ras, suku, etnis dan agama (Ngainun, Pendidikan Multikultural ; Konsep dan Aplikasi, hal 126).

Jika wacana multikulturalisme yang mengajarkan kepada sseseorang maupun siswa untuk menghargai keberagaman suku, ras, etnis, agama. Maka sesungguhnya Islam sudah mengajarkannya dan mempraktikannya sejak ribuan tahun lalu, sejak zaman Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam. Akan tetapi, Problem ini muncul manakala muncul wacana yang kemudian dimasuki paham-paham asing, diantaranya pluralisme agama, relativisme kebenaran, humanisme sekuler. Bila sudah dimasuki oleh paham-paham asing maka multikulturalisme ini dapat merusak aqidah umat Islam, merusak moral/adab, merusak pemahaman tentang agama Islam, hal yang demikian ini bukan malah memberikan solusi terhadap disitegrasi bangsa, malah akan menambah problem baru bagi umat Islam.

Referensi :
Seminar Nasional Tantangan Pemikiran Islam Kontemporer diselenggarakan oleh Universitas Darussalam (UNIDA) Gontor, MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia), dan PKU (Program Kaderisasi Ulama) DIY Gontor dengan Tutorial PAI UNY, DPPA UII, PTM, serta beberapa kampus lain di Yogyakarta, 23 Februari 2015
Misykat - Hamid Fahmi Zarkasyi
http://tutorialpaiuny.com
Modul
Gambar : http://koranfakta.net/wp/wp-content/uploads/2013/07/unity-google.jpg

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes