Sebuah hadits yang mulia, bahwasanya Nabi shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:
dan berbagai sumber
“Berikanlah kepada saya 6 hal sebagai jaminan dari diri kalian, maka saya yang akan menjamin kalian dengan (masuk) surga:
(1). Jujurlah ketika kalian berbicara,
(2). Dan tunaikanlah ketika kalian berjanji,
(3). Laksanakan apa yang diamanahkan kepada kalian,
(4). Jagalah kemaluan kalian,
(5). Tundukkanlah/ jagalah pandangan kalian, dan
(6). Jagalah tanganmu.”
(HR. Imam Ahmad, dihasankan oleh Imam Albani)
Penjelasan:
Sebuah pilihan.Seseorang bersemangat membeli sesuatu, jika ada suatu jaminan. jika diberitahu alat elektronik ini seharga 100.000 tapi tidak ada jaminannya. boleh jadi kemudian dipakai dalam waktu tersebut rusak. bandingkan kemudian dengan alat elektronik seharga 120.000 tapi merknya memberikan garansi. misalkan dalam rentang waktu tertentu yang masih dalam rentang garansi. kemudian dipakai rusak, masih bisa diganti.kasih yang baru.
jika seseorang yang sehat maka mereka menjawab memilih yang ada garansi.
Apalagi jika merk itu terkenal, maka kita akan memberikan kepercayaan yang lebih.
coba kemudian dipahami, dalam hadits tersebut rasulullah memberikan jaminan kepada umatnya, dan rasulullah orang yang terpercaya. tidak ada yang meragukan julukannya al-aamin (orang yang dapat dipercaya)
maka tentunya kita akan semangat, untuk mendapatkan jaminan tersebut.
(1). Jujurlah ketika kalian berbicara
hendaklah kata-kata itu kejujuran. yang menjadi musibah adalah orang dewasa ini terbiasa berkata dusta.bahkan kita mudah sekali jatuh dalam kedustaan. dan terkadang berlebih-lebihan dalam menukil kabar
jagalah lisan dengan berkata jujur, jangan berdusta atas nama rasulullah,dan janganlah berdusta atas nama ulama, dan jangan berdusta atas nama Allah. pedagang hendaklah jangan berdusta, penuntut ilmu hendaklah jangan berdusta.
kita adalah umat kejujuran, umat islam dan rasulullah adalah orang yang jujur lagi terpercaya.
Ibrahim telah memohon kepada Allah agar dianugerahi lisan yang jujur sebagai teladan bagi generasi yang akan datang setelahnya. Hal itu, Allah kisahkan di dalam firman-Nya,
"Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian."
(asy-su'ara:84)
(asy-su'ara:84)
(2). Dan tunaikanlah ketika kalian berjanji
mungkin kita pernah berjanji, untuk rihlah atau yang lain, dan ternyata kita tidak bisa memenuhinya. semoga Allah menunjukkan kepada kita untuk memenuhi janji.
maka apabila kepada seseorang, jangan janjikan sesuatu jika kita tidak bisa melaksanakannya
(3). Laksanakan apa yang diamanahkan kepada kalian
(3). Laksanakan apa yang diamanahkan kepada kalian
Bila kita dikasih amanah, maka tunaikan pada mereka yang berhak diberi amanah.
Dalam Kitab-Nya yang mulia, Allah subhanahu wata'ala berfirman:
“Sesungguhnya Allah memerintahkan kalian untuk menunaikan amanah kepada yang berhak menerimanya.”
(An-Nisa`: 58)
Tunaikanlah janji sehingga kita bukan menjadi orang yang memiliki sifat munafik,
Sabda Rasulullah dari Abu Hurairah:
“Tanda-tanda munafik itu ada tiga: apabila bicara, dia dusta; apabila berjanji, dia ingkari; dan apabila dipercaya (amanah), dia berkhianat". (Hadist Shahih).
(4). Jagalah kemaluan kalian
Rasulullah Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Wahai para pemuda, barangsiapa di antara kalian yang [sudah mapan] untuk “menikah”, maka menikahlah. Karena ia dapat lebih menundukkan pandangan dan lebih menjaga kehormatan. Dan barangisapa yang tidak mampu, maka berpuasalah, karena ia dapat menjadi tameng baginya.”
(HR Bukhari Muslim)
(5). Tundukkanlah/ jagalah pandangan kalian, dan
Katakanlah kepada laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat". Katakanlah kepada para wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau hamba sahaya yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka menghentakkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, wahai orang-orang yang beriman, supaya kamu beruntung. (An-Nur :30-31)
Ayat ini menegaskan empat hal :
a. Perintah untuk menahan pandangan dari yang diharamkan oleh Allah.
b. Perintah untuk menjaga kemaluan dari perbuatan yang haram.
c. Larangan untuk menampakkan perhiasan kecuali yang biasa tampak.
d. Perintah untuk menutupkan khumur ke dada. Khumur adalah bentuk jamak dari khimar yang berarti kain penutup kepala. Atau dalam bahasa kita disebut jilbab.
Sabda Nabi SAW, "Jangan sampai pandangan yang satu mengikuti pandangan lainnya. Kamu hanya boleh pandangan yang pertama, pandangan seterusnya tidak dibenarkan."
(Riwayat Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi).
(6). Jagalah tanganmu
maka hendaklah jangan menulis tulisan yang menyakiti saudara kalian, jangan menulis tulisan yang buruk. jangan bebani kepada pegawai kita yang dia tidak mampu mengerjakannya barang sedikitpun.
Dari Abu Sa’id Al-Khudri rodhiallohu ‘anhu dia berkata:
Aku mendengar Rosululloh sholallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Barang siapa di antara kalian melihat suatu kemungkaran hendaklah ia mengubah dengan tangannya; jika tidak mampu, maka dengan lisannya; jika ia masih tidak mampu, maka dengan hatinya dan itu adalah selemah-lemahnya iman.” (HR. Muslim)
Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Sebaik-baik orang mukmin, atau sebaik-baik kaum mukminin yang terbaik Islamnya adalah (ketika) orang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya..."
(HR. Imam Tabrani)
Sumber:
Terinspirasi Kajian oleh Syaikh Dr. Ahmad Al-Jailani (diterjemahkan kedalam bahasa indonesia) ,tanggal 25 januari 2013 at masjid agung syuhada.
http://www.google.com/imgres?imgurl=http://smpitmasjidsyuhada.files.wordpress.com/2011/04/dsc02398.jpg&imgrefurl=http://smpitmasjidsyuhada.wordpress.com/2011/04/25/malam-taqorrub-smp-it-masjid-syuhada-yogyakarta/&usg=__lBd3TvwEKe31sFIvY0adBdhpJEA=&h=1536&w=2048&sz=1360&hl=en&start=10&zoom=1&tbnid=OFGlRXVBKt3DiM:&tbnh=113&tbnw=150&ei=aZMIUf-4G8nVrQeOgIHgDw&um=1&itbs=1dan berbagai sumber