Ibnu Abbas radhiallahu 'anhu berkata: Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. dari apa yang diriwayatkan dari Allah
azza wa jalla, bersabda:
Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya,
maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (hasanat) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan yang sempurna dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu
Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (sayyiat) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.
(HR. Bukhari, Muslim).
Penjelasan:
@ 1. Contoh : orang yang berniat untuk bersedekah, kemudian dia menentukan sesuatu yang mau disedekahkan, namun karena terjadi suatu hal yang kemudian menjadikan ia tidak bersedekah.
orang yang berniat shalat sunnah, namun karena ada suatu perihal maka tidak jadi.dsb
Kenapa tercatat satu kebaikan yang sempurna (utuh) padahal tidak melakukan perbuatan?
karena :I. Sesungguhnya anugerah Allah itu luas dan diberikan kepada orang yang dikehendaki.
II.niat yang dilakukannya dinilai satu amal kebajikan yang utuh (tanpa cacat sedikitpun).
Bahwasanya hati itu punya keinginan dan banyak sekali rencana, diwaktu pagi kita punya rencana begini dan siang begini dan begitu serta malam kita punya rencana begitu.
Kok bisa beda-beda ganjaran amal kebaikan?
menuntut dua syarat dinilainya ibadah, yakni :kualitas keikhlasan kepada Allah dan kualitas Ittiba' Rasul (Batasan minimal, jika suatu kebaikan diamalkan oleh seseorang adalah 10 kebaikan, ditentukan dengan syarat dinilainya ibadah).
@ 2. contoh seseorang yang berniat untuk Bermaksiat, namun kemudian meninggalkan maksiat karena Allah, maka untuknya satu kebaikan yang sempurna.
Allah tidak menambahi dosa seseorang dan juga tidak mengurangi pahala seseorang.
kenapa tidak sayyiat kamila (satu keburukan) ?
kalimat ini menegaskan satu yang sedikit, satu yang cuma hanya satu saja.
jika seseorang meninggalkan suatu keburukan bukan karena Allah tapi karena seseorang (pandangan manusia) maka baginya keburukan.
jika seseorang berniat buruk, namun karena oleh suatu hal kemudian seseorang itu lupa. maka tidak ada pahala dan dosa
Referensi:
Terinspirasi Kajian di Masjid Al-Hadiyah oleh ust. Aris Munandar, 25 Februari 2013
http://bukharimuslim.wordpress.com/2010/04/08/bab-niat-akan-berbuat-kebaikan-dicatat-baik-dan-niat-akan-berbuat-dosa-tidak-dicatat-apa-apa-2/
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnnPfGpaikgHWDsOP0DQcHoXLT3csCR3xCz0-jn_2Wjy6Aih3NAl9AkF3NeBo3bbyKUt6hO1YMYw1LyDohBRnaO-1IZReIiuZIUo_mExFsdD36zOCkx8BT0zAkGX2wQruMYV3Pp_Z2Lttu/s1600/Sujud+%28Sajdah%29+Wallpapers+%282%29.jpg
Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan keburukan kemudian menjelaskan keduanya,
maka siapa yang niat akan berbuat kebaikan (hasanat) lalu tidak dikerjakannya dicatat untuknya satu kebaikan yang sempurna dan bila dikerjakannya dicatat oleh Allah sepuluh kebaikan, dapat bertambah hingga tujuh ratus kali, dan dapat berlipat lebih dari itu
Sebaliknya, jika niat akan berbuat keburukan (sayyiat) lalu tidak dikerjakan, dicatat untuknya satu kebaikan yang cukup (sempurna), dan bila niat lalu dilaksanakan maka dicatat satu dosa.
(HR. Bukhari, Muslim).
Penjelasan:
@ 1. Contoh : orang yang berniat untuk bersedekah, kemudian dia menentukan sesuatu yang mau disedekahkan, namun karena terjadi suatu hal yang kemudian menjadikan ia tidak bersedekah.
orang yang berniat shalat sunnah, namun karena ada suatu perihal maka tidak jadi.dsb
Kenapa tercatat satu kebaikan yang sempurna (utuh) padahal tidak melakukan perbuatan?
karena :I. Sesungguhnya anugerah Allah itu luas dan diberikan kepada orang yang dikehendaki.
II.niat yang dilakukannya dinilai satu amal kebajikan yang utuh (tanpa cacat sedikitpun).
Bahwasanya hati itu punya keinginan dan banyak sekali rencana, diwaktu pagi kita punya rencana begini dan siang begini dan begitu serta malam kita punya rencana begitu.
Kok bisa beda-beda ganjaran amal kebaikan?
menuntut dua syarat dinilainya ibadah, yakni :kualitas keikhlasan kepada Allah dan kualitas Ittiba' Rasul (Batasan minimal, jika suatu kebaikan diamalkan oleh seseorang adalah 10 kebaikan, ditentukan dengan syarat dinilainya ibadah).
@ 2. contoh seseorang yang berniat untuk Bermaksiat, namun kemudian meninggalkan maksiat karena Allah, maka untuknya satu kebaikan yang sempurna.
Allah tidak menambahi dosa seseorang dan juga tidak mengurangi pahala seseorang.
kenapa tidak sayyiat kamila (satu keburukan) ?
kalimat ini menegaskan satu yang sedikit, satu yang cuma hanya satu saja.
jika seseorang meninggalkan suatu keburukan bukan karena Allah tapi karena seseorang (pandangan manusia) maka baginya keburukan.
jika seseorang berniat buruk, namun karena oleh suatu hal kemudian seseorang itu lupa. maka tidak ada pahala dan dosa
Referensi:
Terinspirasi Kajian di Masjid Al-Hadiyah oleh ust. Aris Munandar, 25 Februari 2013
http://bukharimuslim.wordpress.com/2010/04/08/bab-niat-akan-berbuat-kebaikan-dicatat-baik-dan-niat-akan-berbuat-dosa-tidak-dicatat-apa-apa-2/
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjnnPfGpaikgHWDsOP0DQcHoXLT3csCR3xCz0-jn_2Wjy6Aih3NAl9AkF3NeBo3bbyKUt6hO1YMYw1LyDohBRnaO-1IZReIiuZIUo_mExFsdD36zOCkx8BT0zAkGX2wQruMYV3Pp_Z2Lttu/s1600/Sujud+%28Sajdah%29+Wallpapers+%282%29.jpg
0 komentar:
Posting Komentar