Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Adab-Adab Mempelajari Ilmu

  
 
Sebenarnya berat saya untuk mengutarakan perihal adab dan akhlak, karena saya akui bahwa saya sebagai manusia masih gagal, dan sebenarnya itulah kelemahan kita, yuk berbenah.

Sebenarnya judul ini hanya untuk meringkas, aslinya adalah Adab-adab orang yang mempelajari dan menghafal Al-Qur'an dari Imam An-Nawawi. berikut Adab-adabnya :

Ketika seseorang datang belajar kepada gurunya ataupun dosen,

a. Sebagai murid kita harus betul-betul memperhatikan kebersihan, kerapian pakaian dan sikap kita saat berada di suatu majelis ilmu kalau dalam tataran mahasiswa dalam forum keilmuan seperti: kuliah, atau mengaji atau bisa juga halaqah mentoring.

Sebelum mengikuti suatu majelis memang harus mandi, siwak.

kita di dalam suatu majelis atau forum keilmuan harus mengosongkan hati dan pikiran yang mengganggu fokus kita di dalam proses belajar yang kita lakukan.

b. Ketika kita terlambat menghadiri dalam suatu forum keilmuan dan sudah banyak teman kita yang menghadiri. hendaklah kita mengucapkan salam kepada yang hadir duluan dan kepada guru kita secara khusus. begitu juga ketika kita pulang terlebih dahulu semisal karena ada keperluan.

"Kalian tidak akan masuk surga sebelum kalian beriman dan kalian tidak beriman sebelum kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan pada sesuatu yang apabila kalian lakukan kalian akan saling mencintai? Tebarkan salam diantara kalian."

Redaksi hadits ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah dalam Kitab al-Iman, Bab Bayaan Annahu Laa Yadkhul al-Jannah Illaa al-Mu'min...: 81.Hadits diatas seakan menjelaskan kepada kita bahwa dengan menebarkan salam --> saling mencintai --> menumbuhkan keimanan --> akhirnya ialah masuk surga.

hmm, yo kita jangan malu-malu untuk mengucapkan salam ^^

c. Jangan melangkahi pundak teman jika ingin mencari tempat duduk dan mengambil tempat (cari tempat) ya sedapatnya saja yang ditemukan saat itu.

- ketika kemudian dipersilahkan oleh guru kedepan, tidak mengapa mengambil posisi di depannya teman kita (maaf bergeser sedikit).

- saat dia tau bahwa teman kita mempersilahkan ke depan ya tidak mengapa.

- Meskipun dia orang yang dihormati, hendaklah di tempat dia(jika datang mendapati yang didepan udah penuh, ya dibelakang), jangan sampai menyuruh orang lain untuk meninggalkan tempat lalu kita tempati tempat tersebut.

Ibnu Umar, meskipun beliau datang terlambat kemudian orang yang duduk mempersilahkan duduk di tempatnya beliau tidak mau. Beliau mengatakan "Anda lebih berhak karena datang terlebih dahulu."

{maka kita lihat bahwaanya islam itu indah dan saling menghormati-menghargai}

- Saat datang terlambat dan ada kebaikan dalam menempatkan dirinya di depan maka tidak mengapa. Untuk membawa manfaat untuk orang yang hadir atau kalau gurunya menyuruhnya.

d. Tidak boleh duduk ditengah-tengah majelis atau lingkungan majelis kecuali jika kondisinya terpaksa (dan ini bukan suatu alasan yang dibuat-buat memungkinkan perbuatan tersebut, tapi murni terpaksa).

e. Tidak boleh menyela dua orang yang duduk tanpa seizin keduanya.

f. Jika dia memberi kelonggaran atau kesempatan maka hendaknya dia duduk secukupnya (bukan semena-mena munmpung dikasih kelonggaran, dan bukan menyempit-nyempit tempat yang sebenarnya masih longgar).

Rasulullah bersabda, "Ilmu diperoleh melaluibelajar, dan kesabaran diperoleh dengan berlatih sabar. Orang yg memilihkebaikan akan mendapatkannya dan orang yg menjauhkan diri dari kejahatan pastiakan dilindungi darinya. "

Rasulullah SAW bersabda : “ Jika Allah menghendakikebaikan kepada seorang hamba Nya maka akan ditimpakan kepadanya musibah, akanditunjukkan aib dirinya dan akan dipahamkan akan urusan agamanya “.

g. Ketika duduk dihadapan guru, hendaknya sikap duduknya adalah sikap duduk orang yang mencari Ilmu (Jangan kakinya menyila dalam kondisi yang tidak sopan) dan seperti inilah yang diajarkan.

h. Ketika menyampaikan pertanyaan (berbicara atau berdiskusi) hendaknya tidak bicara dengan keras (bicaralah secukupnya) karena dia berada pada majelis ilmu dan juga tidak asal bicara dan cekikikan dalam majelis ilmu tersebut.

i. Seorang murid ketika sedang mengikuti pengajian atau forum keilmuan atau proses belajar mengajar, Jangan banyak berbicara kecuali ada keperluan.

j. Tidak juga sibuk dengan tangannya, kakinya juga ribut atau lempar sana sini, noleh sana sini kecuali ada kebutuhan. Ini dilakukan supaya bisa terkonsentrasi.

k. Hendaknya pandangan fokus dan telinganya fokus (kita harus belajar dengan audio dan visual), dan benar bahwa menurut penelitian saat ini jika audio dan visual dimaksimalkan maka akan menampung atau menyerap informasi dengan daya serap tinggi, benar juga kata imam an-nawawi.

l. Jangan meminta diajari guru (saat berkonsultasi atau dalam belajar mengajar) ketika gurunya sedang disibukan dengan hal yang lain seperti: tidak mood, dia mungkin pikirannya kemana-mana , gundah, terlalu senangnya atau ketika kelaparan , sedang haus, gelisah atau sedang tidak konsentrasi sehingga tidak optimal didalam proses mengajarkan.

m. Pandai-pandai mendapat waktu yang tepat sehingga optimal (baik dari sisi waktu dan tepat) dalam proses pembelajaran.

n. Sabar dengan sikap guru ataupun dosen (seperti kasus : ditunggu padahal tidak datang, dan kita yang butuh memang harus sabar), dengan syarat dosen tidak semena-mena dan tidak suka menuntut atau saling menuntut.

o. Ketika menjumpai guru ataupun dosen yang tidak sesuai dan tidak menarik (katakan : "namanya juga manusia, pasti ada kekurangan-kekurangan) atau ada kekurangan dalam metode pembelajaran..hendaklah sabar. kadang mungkin ada sebagian berfikir murid ..cari guru di tempat yang lain aja sampai lepas guru sana lepas guru sini,hehe ada-ada aja..dan belum tentu juga yang lain itu lebih baik, belum tentu.
(Adab mencari ilmu) Imam Asy Syafi’i rahimahullah mengatakandalam risalahnya,

Pertama, sangat semangat untuk menambah ilmu.

Kedua, sabardalam meraih ilmu.

Ketiga, mengikhlas niat karena Allah Ta’ala dalam mencari.Keempat, memohon pada Allah agar mudah mendapatkannya.


p. Jika sepintas dia (dosen ataupun guru) keliru dalam mengatakan suatu materi (dengan tidak ada maksud untuk keliru), 'namanya juga manusia masih banyak kemungkinan untuk keliru' dan itu adalah perbuata guru maka sebagai murid seharusnya ialah berkhusnuzhan dan bersabarlah.

{Jika kita belum mau bersabar, maka taufik akan ilmu tersebut susah untuk diraih, dan memang untuk bisa mendapatkan ilmu kita harus merasa rendah hati dan bertawadhulah dihadapan guru dan jangan merasa sombong}

q. Jika terjadi silang pendapat dengan guru sampai berlanjut. hendaklah kita sebagai murid yang pertama kali minta maaf dan jangan merasa hebat, walaupun yang alah adalah gurunya. jangan mudah untuk menyalahkan guru , bertawadhu dan rendah hatilah sehingga disitulah ada kedekatan rasa cinta kasih pun terjaga.

Imam Syafi'i berkata,

Bersabarlah terhadap pahitnya sikap guru
Sebab gagalnya ilmu karena menjauhinya
Barangsiapa yang tidak merasakan pahitnya belajar sesaat pun
Maka kegagalan ilmu menjemputnya.

Barangsiapa tidak meneguk pahitnya belajar sesaat.
Maka ia akan meneguk pahitnya kebodohan selama hidupnya
Barangsiapa yang kehilangan kesempatan belajar pada masa muda
Maka bertakbirlah atasnya empat kali karena kematiannya.

{Orang yang bersabar dalam menggapai ilmu, hasilnya di dunia dan akhirat ialah kemuliaan}

::: Adab-adab diatas intinya berupa anjuran dan semoga kita bisa mengamalkan :::

Referensi :
kajian di Mustek UGM, 22 Oktober 2013
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMggOA5iHRU92sSocMopGCphbwcESn5Yakajr2JE5t9Cnzg6U1mvmNJvnAeBLwfQDrfAHDzHCF_3Fgb_SAKotINIzHfasG5ygRLT5z0EPxkmL42XwFp6TgLzkAKMcCWn7uBCTKLhAyES4/s1600/ilmu.jpeg
http://www.hadila.com/member/index.php?do=home&&cat=5&&bet=9
https://www.facebook.com/MariSampaikanIslamDenganCinta/posts/163319200484500

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes