“Orang tua adalah pintu surga yang paling tengah. Terserah maumu,
apakah engkau menyia-nyiakan pintu itu atau memeliharanya.” (Al-Hadîts)
Orang
tua adalah permata mulia yang dapat mengantarkan seseorang menuju
surga, jika ia berbakti kepada keduanya. Namun orang tua juga bisa
menjadi ‘pintu neraka’ bagi seorang anak yang berbuat durhaka kepada
keduanya. Orang yang berakal tentu akan memilih ‘menjemput’ surga dengan
bakti orang tua.
A. Birrul walidain ialah berbuat baik
kepada kedua orang tua dan ini merupakan fitrah manusia, hewan saja
yang ia tidak memiliki akal mereka mengakui orang tuanya dan bila kita
durhaka kepada orang tua maka kita lebih rendah dibanding hewan.
Terutama ibu kita karena rasulullah mengulangnya hingga 3x dibanding
ayah terhadap yang siapa yang paling di utamakan.
Dari Abu Hurairah radhiyallaahu ‘anhu, belia berkata, “Seseorang
datang kepada Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dan berkata,
‘Wahai Rasulullah, kepada siapakah aku harus berbakti pertama kali?’
Nabi shalallaahu ‘alaihi wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Dan orang tersebut
kembali bertanya, ‘Kemudian siapa lagi?’ Nabi shalallaahu ‘alaihi
wasallam menjawab, ‘Ibumu!’ Orang tersebut bertanya kembali, ‘Kemudian
siapa lagi?’ Beliau menjawab, ‘Ibumu.’ Orang tersebut bertanya kembali,
‘Kemudian siapa lagi,’ Nabi shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab,
‘Kemudian ayahmu.'” (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548)
B.
Birrul walidain adalah sesuatu yang lebih utama dibanding berjihad
bila orang tua tidak mengizinkan dan meminta kita untuk menemani dan
merawatnya.
Dari Abu Abdirrahman yaitu Abdullah bin Mas'ud
r.a., katanya: Saya bertanya kepada Nabi s.a.w.: "Manakah amalan yang
lebih tercinta disisi Allah?". Beliau menjawab: "Yaitu shalat tepat
waktunya."
Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?". Beliau menjawab: "Berbakti kepada orang tua."
Saya bertanya pula: "Kemudian apakah?". Beliau menjawab: "Yaitu berjihad fisabilillah.". (Muttafaq 'alaih)
Seorang
lelaki datang kepada Rasululloh kemudian berkata:" wahai Rasululloh,
aku ingin berperang, aku mendatangimu untuk meminta pendapatmu." Rasul
berkata : " apakah engkau masih mempunyai ibu ?" lelaki tersebut
menjawab : " iya." Rasul berkata : " jangan tingalkan ibumu, karena
sesungguhnya syurga berada di kakinya." dalam riwayat yg lain , "
apakah engkau masih mempunyai kedua orang tua?". aku berkata : "
iya." Rasul berkata : " jangan kau tingalkan keduanya karena
sesungguhnya syurga dibawah kaki keduanya.". (HR. ibnu majjah, an nasa'i
dan al hakim)
C. Birrul walidain, Taat kepada Orang tua
selagi bukan untuk bermaksiat kepada Allah dan pergauilah dengan baik
dan begitu juga masyarakat dia taat kepada pemimpin selagi tidak
bermaksiat kepada Allah dan tidak menyalahi wewenang.
Dan
Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah
kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah
kembalimu.
Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan
dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka
janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia
dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian
hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Kuberitakan kepadamu apa yang telah
kamu kerjakan. (QS. Luqman [31] : 14 - 15)
D. Birrul
walidain, Bila engkau adalah seorang laki-laki dan engkau sudah
menikah. maka engkau hendaknya taat kepada orang tua dan istrimu taat
kepadamu.
Hadits Imam Ahmad, An-Nasa’i, Al-Hakim yang menshahihkannya, dari Aisyah r.a. berkata:
“Aku
bertanya kepada Nabi Muhammad saw., siapakah manusia yang paling
berhak atas seorang wanita?” Jawabnya, “Suaminya.” “Kalau atas
laki-laki?” Jawabnya, “Ibunya.”
Demikian juga yang diriwayatkan
Al-Hakim dan Abu Daud dari Amr bin Syuaib dari ayahnya dari kakeknya,
bahwa ada seorang wanita yang bertanya:
“Ya Rasulallah,
sesungguhnya anak laki-lakiku ini, perutku pernah menjadi tempatnya,
air susuku pernah menjadi minumannya, pangkuanku pernah menjadi
pelipurnya. Dan sesungguhnya ayahnya menceraikanku, dan hendak
mencabutnya dariku.” Rasulullah saw. bersabda, “Kamu lebih berhak
daripada ayahnya, selama kamu belum menikah.”
E. Birrul
walidain, Bila engkau adalah seorang suami maka nafkah yang utama
dahulukan adalah untuk orang tua dan keluarganya (istri dan anaknya)
kemudian kerabat, dsb.
Mereka bertanya tentang apa yang
mereka nafkahkan. Jawablah: "Apa saja harta yang kamu nafkahkan
hendaklah diberikan kepada ibu-bapak, kaum kerabat, anak-anak yatim,
orang-orang miskin dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan". Dan
apa saja kebaikan yang kamu buat, maka sesungguhnya Allah Maha
Mengetahuinya. (QS. Al-Baqarah [2] : 215)
‘’Dan mereka (para istri) mempunyai hak diberi rizki dan pakaian (nafkah) yang diwajibkan atas kamu sekalian (wahai para suami).’’ (HR. Muslim 2137).
F.
Birrul walidain, Bila hanya saja kita mengatakan ah atau sejenis itu
atau kita memalingkan muka karena tidak suka, atau sejenis itu atau kita
meninggikan suara dan dari salah satu itu kita lakukan maka itu sudah
menuju ke durhaka kepada orang tua. menyakitinya. Dan bila kepada orang
tua hindarkanlah untuk mengeluh dan berikanlah kabar gembira. ini
semua akan kita pahami jika kita sudah menjadi orang tua.
“Dan
Rabb-mu telah memerintahkan agar kamu jangan beribadah melainkan hanya
kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada ibu-bapak. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia lanjut
dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau mengatakan
kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah engkau membentak keduanya,
dan ucapkanlah kepada keduanya perkataan yang baik. Dan rendahkanlah
dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah, ‘Ya
Rabb-ku, sayangilah keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidik
aku pada waktu kecil.’” (Al-Israa’ : 23-24).
G.
Birrul walidain, Bila seseorang semisal orang tuanya sudah meninggal
maka ia wajib berbuat baik kepada kerabat dari pihak ibu dan pihak bapak
dan bersilaturahim. Bedakan antara silaturahim dan silat ukhuwah ?
mana yang lebih utama.
“Bentuk kebaktian kepada orang
tua yang paling tinggi, menyambung hubungan dengan orang yang dicintai
bapaknya, setelah ayahnya meninggal.” (HR. Muslim no. 2552)
Hal
ini merupakan salah satu bentuk berbakti kepada orang tua yang
tingkatannya sangat tinggi adalah menjaga hubungan silaturahmi dengan
semua keluarga yang masih kerabat dengan orang tua kita dan orang-orang
yang menjadi teman dekat orang tua.
H. Birrul walidain, hendaknya kita mendoakan orang tua dalam ibadah-ibadah kita dan setiap selesai shalat.
I.
Birrul walidain, birrul walidain senantiasa disandingkan dengan taat
kepada Allah dan taat kepada ulil amri dan juga keridhaan Allah terletak
pada keridhaan orang tua dan bersyukur kepada Allah disandingkan
dengan bersyukur kepada orang tua.
Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda,”Ridha Rabb terletak pada ridha kedua orang tua dan murka-Nya terletak pada kemurkaan keduanya.” (Riwayat Ath Thabarani, dishahihkan oleh Al Hafidz As Suyuthi)
J. Birrul walidain, beliau orang tua kita senantiasa memuliakan kita hingga saat ini maka muliakan dia sampai akhir hidupnya.
K.
Birrul walidain, bila suami memberi nafkah kepada orang tua dan
istrinya maka dengan taatnya istri kepada suaminya selama tidak untuk
bermaksiat kepada Allah maka dapat menjadi wasilah masuk surga bagi
orang tua istri.
Referensi :
Dari berbagai sumber.
https://hannikasim.files.wordpress.com/2009/06/redrose3.jpg
0 komentar:
Posting Komentar