Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Meneladani Semangat Ilmuan Muslim


Ilmuan Muslim menggambarkan hidup seperti Tulang Ikan (see the white bound)

contoh bagan:


Kebutuhan kita tidak banyak namun keinginan kitalah yang banyak, maka dari itu utamakanlah apa yang menjadi kebutuhan kita.prioritaskan mana yang tujuan jangka pendek dan mana yang tujuan jangka panjang.mana yang urgen dan mana yang tidak urgen.mana yang penting dan mana yang tidak penting.

Untuk menuju shirathal mustaqim memang banyak onak dan duri, ada senang dan sedih, ada anugerah dan ada musibah.

Dan sungguh akan Kami berikan ujian kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 
(Q.S. Al Baqarah [2] :155)

Lingkungan sejatinya bisa mengubah diri seseorang jauh lebih baik atau lebih buruk.

“Seseorang yang duduk (berteman) dengan orang sholih dan orang yang jelek adalah bagaikan berteman dengan pemilik minyak misk dan pandai besi.
Jika engkau tidak dihadiahkan minyak misk olehnya, engkau bisa membeli darinya atau minimal dapat baunya.
Adapun berteman dengan pandai besi, jika engkau tidak mendapati badan atau pakaianmu hangus terbakar, minimal engkau dapat baunya yang tidak enak.”
(HR. Bukhari no. 2101, dari Abu Musa)

Agama Seseorang sesuai dengan agama teman dekatnya.
Hendaklah kalian melihat siapakah yang menjadi teman dekatnya.” 
(HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Silsilah Ash-Shahihah, no. 927)

@ Setiap kehidupan mulailah dengan membaca Iqra (Bacalah !)

Iqra ---> Bangun Curiositas (baca: rasa ingin tahu) yang tinggi, dan memang seorang pemimpin harus memiliki Curiositas terhadap permasalahan yang dihadapi. untuk mengetahui maka diperlukan ilmu, jangan sampai didalam memandang atau memutuskan sesuatu tanpa dilandasi oleh ilmu.

(+) Didalam proses pembelajaran diperlukan metodologi (Manhajiyyah) , yang sebenarnya didalam islam sudah dituturkan terlebih dahulu mengenai metode atau proses pembelajaran dibandingkan teori motivasi ala barat yang berkembang saat ini.
(+) Untuk bisa melakukan proses pembelajaran yang baik maka perlulah adanya referensi

A. Jalan yang harus dilalui 

(i). surat ke 16 ayat ke-78 (membahas tentang pendengaran, penglihatan, dan hati harus bersyukur)

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan dan hati nurani, agar kamu bersyukur."
(Q.S. An Nahl [16] : 78)

(ii). surat ke 17 ayat ke- 36 (membahas tentang pendengaran, penglihatan, dan hati akan dimintai pertanggung jawaban)

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Dan Janganlah kamu mengikuti sesuatu yang tidak kamu ketahui. Karena pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya."
(Q.S. Al Isra [17] : 36)

(iii) dari sini kita pahami makna mas'uliyah (dari artinya sendiri yaitu : bertanggung jawab)
(iv) makna dari tanggung jawab (responsibility) menurut asal kata yaitu tanggung yaitu : mampu menanggung secara beban, hati, pikiran dan mental. jawab yaitu hendaknya seorang pemimpin memiliki komunikasi yang baik secara sosial, atau bisa juga seorang pemimpin hendaknya mampu menjawab persoalan yang terjadi di lingkungannya.
(v) kemudian dari sini kita memandang Istilah "Leadership" atau biasa disebut kepemimpinan

B. Jalan yang harus dijauhi

(i). surat 7 ayat 178 tidak tanggung jawab terhadap pendengaran, penglihatan dan hati.

Firman Allah subhanahu wata'ala yang artinya,

"Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang rugi."
(Q.S. Al A'raf [7] : 178)
Baca Surat Al Fatihah ayat 6-7

Memahami tentang maksud dari Jalan yang Dimurkai dan Jalan yang Sesat
  • Dimurkai (Memiliki Ilmu namun tidak diamalkan, Taurat (wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Musa Alaihissalam) yang kemudian tidak diamalkan menggantinya menjadi Talmud, begitulah Yahudi)
  • Sesat (Beramal tapi tidak berilmu, Injil (wahyu yang diturunkan Allah kepada Nabi Isa Alaihissalam) yang kemudian diubah-ubah kitabnya dan mereka mengamalkannya, jadi mereka itu beramal tapi tidak berilmu, begitulah Nasrani.)
Ilmu --> Faham --> Faqih
  • Ilmu : mengetahui atau perbuatan bertujuan untuk mengetahui sesuatu dengan sebenarnya.
  • Memahami :mengerti dengan benar.
  • Faqih : orang yang paham terhadap aturan atau syariat Islam.
@ Baca Surat Al Fathir ayat 27-28 (Dari Surat ini kita akan memahami beberapa Macam Ilmu)

Pertanyaan:

@ Ketika seseorang malu bertanya, malu berpendapat, malu berkomunikasi ,malu untuk berbuat baik atau malu yang sebenarnya tidak perlu malu didalam kebaikan?
Bagaimana kita memposisikan malu?

Jawaban:

Minder adalah malu yang tidak pada tempatnya, atau bisa juga artinya sombong melihat kekurangan.

Analogi orang yang sombong, dan kesombongannya dijauhkan dari ilmu.

Ibarat orang yang menuangkan isi teko kedalam gelas. Posisi gelas yang lebih tinggi dibanding teko yang ada isinya (ilmu), tidak bisa dituangkan “Dan benar memang orang yang sombong tidak mampu mendapatkan ilmu. Dan posisi yang sama antara gelas dan teko tidak bisa dituangkan isi teko ke dalam gelas. Kalau posisi gelas lebih rendah dibanding teko maka ilmu insya Allah akan mudah diterima oleh orang-orang yang rendah hati.

Ketika seseorang melihat nilai yang jelek, ya dia memang malu, namun jangan jadikan malu tersebut menjadi minder, namun dari situ seharusnya kita fokus untuk memperbaiki diri untuk jauh lebih baik dan jangan fokus pada malu tersebut.

Dan kejadian yang serupa dengan itu.

Al Haya'u minal Iman” (malu itu sebagian dari iman)

Dan terkadang ada orang yang pemalu dan itu memang wajar, selama bukan minder dan tidak berlebih-lebihan.

Malu yang bagaimana yang baik?
  • Malu karena bermaksiat kepada Allah dan oleh karenanya bertaubat dan mohon ampun kepada Allah,
  • Malu ketika menghitung nikmat yang Allah berikan.
  • Malu ketika lalai
  • Malu dalam beribadah (ia tidak akan menolak perintah-Nya)
  • Malunya seorang hamba karena Cintanya kepada Allah
  • Malu terhadap keagungan Allah (Merasakan keagungan dan kebesaran Allah.
@ Tentang Semangat kadang bisa naik, bisa turun ?

Istiqomah itu berada pada Jalan yang lurus yaitu Al Qur'an dan As-Sunnah

Saat semangat itu naik ataupun turun itu wajar, karena iman pun bisa naik ataupun bisa turun.

Ketika turun maka bagusnya kita perlu sekali orang lain untuk saling menasehati, sehingga kemudian naik lagi semangatnya.

Ketika naik maka kita menasehati yang lain (turun), untuk semangat lagi.

Kita jangan sibuk dengan pandangan orang lain apakah kita itu lemah atau malu atau tidak berbuat sesuai yang mereka bayangkan - maka seakan-akan kita sibuk dengan pandangan diri kita yang lain. namun kita fokus pada tujuan kita mana yang harus di prioritaskan.

Ketika orang memuji kita (atas apa yang kita lakukan) --> kita bersikap tidak sombong.

namun ketika orang mengkritik kita (atas apa yang kita lakukan karena kelalaian kita) --> kita bisa bersikap positif terhadap kritikan tersebut.

Kisah Lukmanul Hakim dan Keledainya

Alkisah, pada suatu hari Lukman Hakim mengajak anaknya ke pasar dengan menuntun keledai. Di jalan mereka bertemu dengan seseorang, Orang itu mengatakan “bodoh sekali bapak dan anak itu, bawa keledai tapi kok tidak dinaiki, malah dituntun”. Mendengar omongan ini, anaknya kemudian naik ke atas punggung keledai.

Di jalan mereka lalu bertemu dengan orang yang lain, orang itu lalu mengatakan ”Durhaka sekali anak itu, masak bapaknya disuruh jalan kaki, sedangkan dia malah enak-enakkan naik keledai”. Mendengar ucapan orang kedua, anaknya langsung turun, dan menyuruh bapaknya (Lukman Hakim) untuk naik ke atas keledai.

Di tengah perjalanan, kembali mereka bertemu dengan seseorang yang lain, sebagaimana kedua orang sebelumnya, orang ketiga ini juga mengomentari “bagaimana sih bapak ini, kok tega ya naik keledai sendiri, sedangkan anaknya disuruh jalan kaki”.

Nggak tahan mendengar komentar ini, anaknya lalu naik ke punggung keledai. Jadilah mereka berdua naik keledai berjalan ke arah pasar.

Seperti sebelumnya, di tengah jalan mereka bertemu dengan orang keempat, orang ini lalu berkata “Tega-teganya bapak dan anak itu, keledai kecil seperti malah dinaikin berdua, dasar tidak punya perikebinatangan”.

Anaknya langsung turun, kemudian berlari dan kembali lagi dengan membawa kayu dan seutas tali. Keledai itu lalu diikat dan dipikul oleh mereka berdua.

Akhirnya mereka sampai di pasar, ternyata ketika dijual keledainya tidak laku, karena tidak ada orang yang mau membeli keledai yang lemah. Sang anak kemudian bertanya kepada Lukman Hakim. “Bapak kan ahli hikmah, yang sering dimintai solusi oleh masyarakat, bagaimana ini yang terjadi dengan kita sekarang?”.

Kemudian Lukman berkata kepada anaknya:

“Wahai anakku, janganlah engkau mengikuti pendapat orang lain yang tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan mereka belaka”

Kemudian dilanjutkannya dengan mengutip kata-kata Ali bin Abu Tholib, ”Dan janganlah engkau mencari kebenaran (al-haqq) dari makhluk, tetapi temukanlah kebenaran (al-haqq) yang dari Rabb terlebih dahulu baru kemudian engkau tentukan siapa-siapa yang barada di sana”

Dari kisah ini, Lukman mengajarkan hikmah pada anaknya mengenai bagaimana seharusnya mengambil keputusan dan bagaimana bersikap atas keputusan yang telah diambil.

Kepada anaknya Lukman mengatakan ”Wahai anakku, sesungguhnya tiada terlepas seseorang itu dari percakapan manusia. Maka orang-orang berakal tiadalah dia mengambil pertimbangan melainkan kepada Allah SWT saja. Barang siapa mengenal kebenaran, itulah yang harus menjadi pertimbangannya”.

@ Islam Fobia

yang harus kita sentuh adalah titik humanisnya,

Berfikir Mengapa bisa Fobia terhadap Islam?

Tidak semua itu asalnya benar-benar Islam Fobia, boleh jadi karena persepsi dan sudut pandang yang salah, atau boleh jadi trauma-trauma yang terjadi pada kehidupan mereka sebelumnya yang mereka hadapi.

maka dari situlah kita bisa mengerti dan bersikap yang sesuai kepada mereka.

Referensi:
Kajian Kamis Sore - Keluarga Muslim fakultas MIPA UGM dengan Tema "Semangat Juang Ilmuwan Muslim Sejati" oleh ust. Fadli Reza di A1.06-07 MIPA Utara, 7 Maret 2013 (dengan editan)
Semulia Akhlak Nabi oleh Amru Khalid
http://statis.dakwatuna.com/wp-content/uploads/2011/08/1001-inventions.jpg 
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/pengaruh-teman-bergaul.html 
http://www.slideshare.net/mkazree/ilmu-dalam-islam 
http://www.artikata.com/arti-343236-paham.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Faqih

2 komentar:

Farras Faishal Atha mengatakan...

Terimakasih atas motivasinya

Farras Faishal Atha mengatakan...

Terimakasih atas motivasinya

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes