Maraatib Al-‘amal (Tingkatan Amal)
Ada 7 langkah Grand Desain Proyek Amal Islami yang harus menjadi acuan
gerakan Islam, yaitu:1. Ishlaahun nafs (Perbaikan diri sendiri) sehingga menjadi
- qawiyyul jism (kuat fisik),
- matiinul
khuluq (kokoh akhlaq),
- mutsaqqaful fikr (cerdas wawasan),
- qaadiran ‘alal kasam
(mampu berusaha),
- saliimul aqidah (bersih aqidah),
- shahihul ibadah (benar
ibadah),
- mujaahidan linafsihi (bersungguh-sungguh),
- hariishan ‘alaa waqtihi
(perhatian terhadap waktu),
- munazhzhaman fii syuunihi (tertib dalam urusan),
dan
- naafi’an lighairihi (bermanfaat untuk orang lain).
Ini adalah kewajiban
individu setiap anggota.
Sepuluh proyek perbaikan diri itu sangat lengkap untuk setiap individu
muslim dan dai muslim yang ingin terus meningkatkan kualitas dirinya.
Segala konsep perbaikan harus dimulai dari diri sendiri,
“Sesungguhnya Allah
tidak mengubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada
pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap
sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada
pelindung bagi mereka selain Dia.”
(Q.S. Ar-Ra’du: 11).
Dan motor dari perubahan dalam
diri adalah hati,
“Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada segumpal darah, jika baik
maka seluruhnya baik, dan jika buruk, maka seluruhnya buruk. Ingatlah bahwa
segumpal daging itu adalah hati.”
(H.R. Bukhari dan Muslim)
2. Bina’ul baiti Muslim (Pembentukan keluarga Muslim) dengan cara
- mengarahkan keluarganya agar
menghormati fikrah,
- menjaga adab islam dalam kehidupan rumah tangga,
- baik dalam
mencari istri dan melaksanakan hak dan kewajibannya,
- baik dalam mendidik anak
dan khadimah serta
- membentuk mereka sesuai prinsip-prinsip Islam.
Ini juga
kewajiban setiap anggota.
Keluarga adalah lembaga yang sangat strategis dalam Islam, begitu strategisnya
sampai Al-Qur’an dan Sunnah, dua sumber ajaran Islam memberikan porsi
pembahasan tentang keluarga yang begitu besar.
Surat-surat An-Nisaa’, An-Nuur,
Al-Ahzaab, At-Thalaq begitu sarat membahas detail-detail aturan keluarga dan
pola hubungan antara pria dan wanita.
Begitu juga surat-surat dan ayat-ayat
lainnya tidak pernah lepas dari sentuhan terhadap aspek pembahasan keluarga.
Bahkan lebih dari itu, ada beberapa surat yang langsung menceritakan suatu
keluarga dan diabadikan sebagai nama surat, seperti
- surat Ali ‘Imran,
- Yusuf,
- Ibrahim,
- Maryam, dan
- Luqman.
3. Irsyaadul Mujtama dengan menyebarkan dakwah kebaikan kepada masyarakat.
- memerangi kehinaan dan kemungkaran,
- mendorong kemuliaan,
- amar ma’ruf dan nahi
mungkar, dan
- berlomba melaksanakan kebaikan,
- mengarahkan opini umum agar
berfihak pada fikrah Islam, dan
- senantiasa mewarnai kehidupan umum.
Ini adalah
kewajiban anggota dan jamaah.
Ada 3 pertimbangan utama jika ingin sukses berdakwah di tengah masyarakat,
yaitu
Pertama: shidqul ma’lumat (benarnya ilmu dan informasi yang disampaikan).
Sampai sekarang lembaga Islam dan tokoh-tokoh islam yang bergerak di bidang
dakwah masih banyak kesalahan dalam menyampaikan ilmu dan informasi, termasuk
ilmu yang sangat mendasar seperti salah dalam membaca dan menafsirkan
Al-Qur’an, salah dalam menukil hadits dan menerangkan derajat hadits. Banyak
mubaligh dan penceramah yang masih menyebarkan hadits-hadits dhaif bahkan palsu
dalam ceramahnya.
Lebih parah lagi, jika lembaga yang menamakan Islam itu adalah lembaga
dakwah yang menyimpang, baik dari aspek aqidah, ibadah, fikrah maupun manhaj.
Maka sejatinya, lembaga semacam ini, bukan menjadi lembaga dakwah Islam, tetapi
obyek dakwah dan irsyaadul mujtama .
Kedua: tanasub lissaami’ (materi dakwah yang disampaikan harus sesuai dengan
pendengar atau obyek dakwah). Oleh karenannya dalam berdakwah di tengah
masyarakat yang kompleks harus memperhatikan Fiqih Dakwah dan Fiqih Waqi.
Berdakwah dikalangan mahasiswa dan pelajar berbeda dengan berdakwah di kalangan
karyawan dan profesional, berdakwah di tengah masyarakat tradisional berbeda
dengan berdakwah di masyarakat modern.
Ketiga: al-usluub al-jayyid (metodologi yang menarik). Di era modern ini
sangat memperhatikan kemasan, retorika, keindahan dan penampilan, sehingga bagi
para aktivis dakwah harus memperhatikan aspek ini agar dakwahnya tidak
ditinggalkan oleh orang.
Dan Islam tidak menolak segala hal yang terkait dengan keindahan dan
penampilan yang menarik. Namun demikian Islam tetap sangat menitikberatkan
aspek keikhlasan dan nilai. Husnul bidho’ah muqaddamun min husnid di’aayah
(barang dagangan yang baik lebih diutamakan dari promosi yang menarik).
4. Tahriirul wathan dengan membersihkan diri dari kekuasaan asing ,tidak islami, baik politik ,ekonomi maupun moral.
5. Ishlaahul hukumah sehingga benar-benar sesuai dengan nilai Islam, dengan
demikian pemerintah akan menjalankan fungsinya sebagai pelayan umat dan bekerja
untuk kemaslahatannya. Dan pemerintah Islam yaitu dimana anggotanya muslim
menjalankan kewajiban Islam tidak terbuka dalam bermaksiat dan menjalankan hukum Islam dan ajarannya.n
6. I’aadah al-kiyaan ad-dauli lil ummah al-islamiyah dengan memerdekakan tanah air.
mengembalikan kejayaan, mendekatkan budaya dan menyatukan
kalimatnya. Semua itu dilakukan sehingga dapat mengembalikan sistem khilafah
yang hilang dan kesatuan yang diharapkan.
7. Ustadziyaatul ‘aalam dengan menyebarkan dakwah Islam keseluruh penjuru dunia.
“Supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata-mata untuk Allah.”
(Al-Anfaal: 39). “Dan Allah tidak menghendaki selain menyempurnakan cahayanya.”
(Q.S.At-Taubah: 32)
Dan akhir dari seluruh masyruu’ islami adalah bahwa harokah Islam menjadi
guru dunia. Manusia tunduk dan patuh pada Islam, baik sukarela maupun terpaksa.
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan
kepadamu nikmat- Ku, dan Telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu.”
(Q.S.Al-Maa-idah: 3).
”Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan. Dan
kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong. Maka
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya
dia adalah Maha Penerima taubat.”
(Q.S.An- Nashr: 1-3)
Referensi:
Terinspirasi oleh kajian I-Learning,Keluarga Muslim Fakultas MIPA Rabu,12 September 2012,dengan Tema :"Menjadi Pribadi Muslim Teladan" oleh Ketua BEM Fakultas Peternakan
http://www.scribd.com/doc/101113327/7-Proyek-Amal-Islami
http://melati-asih.web.ugm.ac.id/2008/09/16/marotibul-amal/