Tafsir surat Al-Kahfi ayat 23-24
Ayat ini turun
berkenaan tentang peristiwa ketika Muhammad diangkat menjadi Nabi dan
Rasul. Kemudian beliau mendapatkan perintah untuk berdakwah kepada
kalangan keluarganya dan kerabatnya dan kaumnya.
Orang-orang
Quraisy tidak mempercayai bahwa beliau itu diutus sebagai Nabi dan
Rasul. Untuk membuktikan hal tersebut orang-orang Quraisy menceritakan
dan menemui orang Yahudi. Bagaimana cara membuktikan bahwa Muhammad
adalah sebagai Nabi dan Rasul maka orang-orang yahudi meminta
orang-orang Quraisy untuk menanyakan kepada Muhammad 3 hal, yakni :
[1] Tanyakanlah mengenai sekelompok pemuda yang keluar dari negeri mereka dan berlindung dalam sebuah gua (Ashabul Kahfi)
[2] Tanyakanlah tentang seorang raja yang menguasai timur dan barat (Dzulkarnain)
[3] Tanyakanlah tentang Ruh. Apa yang disebut Ruh itu ?
Pertanyaan
ini menjadi ukuran orang-orang Quraisy untuk membuktikan akan
tanda-tanda kenabian bilamana bisa menjawab ketiga pertanyaan itu. Maka
orang-orang Quraisy bertanya satu demi satu dari tiga dan dimulai dari
menanyakan tentang Ashabul Kahfi.
Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam
berjanji kepada mereka bahwa besok pasti akan diceritakan tentang
Ashabul Kahfi. Pertanyaan ketiga hal diatas tidak bisa dijawab dengan
seketika karena berkenaan mengenai umat yang terdahulu dan ruh maka
hanya bisa dijawab dengan wahyu. Kemudian Nabi menunggu wahyu dan belum
juga datang selama 15 hari. Maka Ini adalah ujian yang diberikan Allah
kepada Nabi Muhammad sebagaimana ujian seperti ini pernah dialami oleh
Nabi Sulaiman karena tidak mengucapkan in syaa Allah.
"Nabi
Sulaiman AS dahulu pernah lupa mengatakan “Insya Allah” saatmengatakan,
“Malam ini aku akan menyetubuhi 60 atau 70 istriku sehingga
merekahamil. Lalu, setiap istriku melahirkan seorang anak lelaki yang
akan menjadimujahid penunggang kuda fisabilillah.” maka ia pun gagal
memiliki anak." (KisahNabi Sulaiman ini terabadikan dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim)
"Ketika
malam itu beliau memang menyetubuhi 60 atau 70 istrinya, tetapiyang
hamil hanya salah satu diantara istrinya. Bahkan anak yang
dilahirkannyapun dalam keadaan tidak sempurna fisiknya. Dalam hal ini
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda : “Kalau saja Nabi
Sulaiman AS mengucapkan Insya Allah, niscaya merekaakan berjihad di
jalan Allah sebagai penunggang kuda semuanya.” (HR Bukharidan Muslim)
"Dan
jangan sekali-kali kamu mengatakan tentang sesuatu:"Sesungguhnya aku
akan mengerjakan ini besok pagi, kecuali (denganmenyebut): "Insya
Allah". Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupadan katakanlah:
"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yanglebih dekat
kebenarannya dari pada ini"." (QS. Al-Kahfi [18] : 23- 24)
Inni faa'ilun ini menyatakan kepastian. Sedangkan kepastian manusiaharus mengikuti kehendak Allah.
Contoh :
Ketika
seseorang sudah memiliki tiket dan visa untuk berangkat umrah.Kemudian
dia mengatakan saya akan umrah in syaa Allah. Dan karena ada suatu
haldia tidak jadi pergi. Ini menyatakan kepastian manusia itu bergantung
padakehendak Allah, tugas kita berikhtiar dan Allah lah yang
menentukan.
Ayat 23 - 24 dari surat Al-Kahfi ini adalah teguran Allah kepada NabiMuhammad shallallahu 'alahi wasallam tapi ini berlaku bagi umatnya.Oleh karenanya dalam melakukan sesuatu sebelumnya kita perlu menyertakan ucapanIn syaa Allah.
"...Dan ingatlah kepada Tuhanmu jika kamu lupa..."(QS. Al-Kahfi [18] : 24)
Ketika
kita ingat (lupa mengucapkan in syaa Allah) segeralah ucapkan in
syaaAllah. Ini serupa ketika seseorang lupa atau ketiduran maka tidak
berdosameninggalkan shalat, dan ketika ia bangun atau ingat maka segera
mengerjakanshalat ketika dia ingat.
Diantara fungsi atau faedah mengucapkan In syaa Allah, yakni :
1. Ucapan In syaa Allah berarti bahwa kita memohon kepada Allah untuk memberikan kemudahan akan urusan-urusan kita.
2.
Ucapan In syaa Allah akan mengangkat dosa (dosa terangkat dari
seseorang manakala ia mengucapkan in syaa Allah) atau dengannya kita
tidak dikategorikan tidak menepati janji kalau-kalau kita tidak atau
belum bisa menepati janji karena suatu hal. Dikhawatirkan manakala kita
memiliki janji kepada orang lain kemudian tidak mengucapkan in syaa
Allah maka kita memiliki ciri-ciri atau sifat orang munafik, dan
manakala kita mengingkari janji untuk urusan terkait harta, perjanjian
dan yang lain maka itu persoalannya dimungkinkan bisa semakin rumit.
Apakah ada batasan ketika seseorang lupa kemudian ketika dia ingat mengucapkan in syaa Allah ?
Sebagian
ulama mengatakan intinya itu secara mutlak tidak dibatasi waktu (dan
ketika dia lupa semisal 1 - 2 tahun pun didalam mengucapkan in syaa
Allah atas suatu janji atau perkara kemudian dia ingat maka tak jadi
persoalan dia mengucapkan in syaa Allah kepada orang yang dikenai janji
atau perkara).
Sebagian ulama yang lain mengatakan
intinya hal itu (maksudnya mengucapkan in syaa Allah ketika ingat itu)
harus dilakukan selama dia berada dengan orang yang dikenai janji atau
perkara. Dan kalau sudah berlalu maka ucapan in syaa Allah tidak
berfaidah.
"...dan katakanlah:"Mudah-mudahan Tuhanku akan memberiku petunjuk kepada yang lebih dekatkebenarannya dari pada ini"." (QS. Al-Kahfi [18] : 24)
'asaa
memiliki arti ar-raja atau pengharapan.'asaa atau harapan dari dalam
diri manusia atau harapan bila disandingkan dengan manusia mengandung
maksud harapan. 'asaa atau harapan yang berasal dari Allah itu
menunjukkan kepastian (pasti).
Sebagaimana di Surat An-Nisaa' ayat 98-99 (Berkaitan mengenai kewajiban berhijrah untuk menjaga agama)
"kecuali
mereka yang tertindas baik laki-laki atau wanita ataupun anak-anak yang
tidak mampu berdaya upaya dan tidak mengetahui jalan (untuk hijrah).
mereka itu, Allah ('asaa) pasti memberikan pemaafan. Dan adalah Allah Maha Pemaaf lagi Maha Pengampun." (QS. An-Nisaa' [4] : 98 - 99)
"Hanya
yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman
kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat,
menunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah,
maka merekalah orang-orang yang ('asaa) pasti termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk." (QS. At-Taubah [9] : 18)
Jawaban atas tiga pertanyaan mengenai tiga hal :
[1] Tanyakanlah mengenai sekelompok pemuda yang keluar dari negeri mereka dan berlindung dalam sebuah gua (Ashabul Kahfi).
Jawaban atas pertanyaan ini adalah di Surat Al-Kahfi ayat 13 - 26
[2] Tanyakanlah tentang seorang raja yang menguasai timur dan barat (Dzulkarnain)
Jawaban atas pertanyaan ini adalah di Surat Al-Kahfi ayat 83 - 101
[3] Tanyakanlah tentang Ruh. Apa yang disebut Ruh itu ?
Jawaban atas pertanyaan ini adalah di Surat Al-Israa' ayat 85
Referensi :
Kajian Senin Sore di Masjid Nurul Ashri bersama Ust. Abu Abdirrahman
http://zulhendri007.blogspot.com/2014/05/surat-al-kahfi-petunjuk-akhir-zaman.html
http://indonesian.irib.ir/islam/al-quran/item/52279-Tafsir_Al-Quran,_Surat_An-Nisaa_Ayat_95-99
http://quran.com
http:// yubangkit.blogspot.com
0 komentar:
Posting Komentar