Selamat datang di website kami, Haidar Khotir, semoga sajian kami bermanfaat

Menjadi Enterpreneur yang Barokah


Didalam membangun usaha yang terpenting yang dibutuhkan bukanlah relasi atau apapun. yang dibutuhkan pertama kali ialah senantiasa perbaiki shalat baru kemudian bertebaran di muka bumi dengan usaha yang beraneka macam.

"Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah [62] : 10)

Maka manakala sudah diperbaiki kualitas shalat sudah dibenahi in syaa Allah ada kemudahan untuk mencari rizki. Sejatinya bila shalatnya sudah baik yang lainnya juga akan baik. Dan Allah lah Pemberi Rizki.

"...dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki." (QS. Al-Jumu'ah [62] : 11)

Manakala Nabi Ismail 'alaihissalam menangis, kemudian Hajar terus bolak-balik dari shafa dan marwah untuk mencari air. Kemudian air zam-zam berada di kaki Ismail. Ismail berada di pintu kabah. Seperti itulah Allah mendatangkan Rizki.

Kita sering kali kuat dan berusaha keras membangun networking namun kita seakan-akan lupa untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Padahal Allah yang mengetahui alam termasuk juga alam malaikat pemberi rizki.

Panduannya adalah membaca Al-Qur'an serta mentadabburinya dan dirikanlah shalat dan shalat yang bagaimana ? shalat yang mampu menghindarkan kita dari perbuatan keji dan mungkar.

Bisnis bisa gagal diantaranya karena dosa dan maksiat. Dan orang yang berzina itu keberkahan rizki langsung cepat mandeg (di-cut). maka jangan sekali-kali mendekati zina.

# Mengingat Allah dalam shalat itu lebih baik

# Dirikanlah shalat untuk mengingatku

Barokah, secara kosakata artinya tetap dan abadi, al-barokah ialah berkah maksudnya sesuatu itu memiliki banyak manfaatnya dan manfaatnya bisa berbeda.

Bila barokah itu melekat dalam diri seorang anak (artinya ada keberkahan anak kita) maka anak tersebut menjadi anak yang Qurrata a'yun dan shalih.
Bila barokah itu melekat dalam diri seorang istri, suami dan anggota keluarga maka menjadi keluarga yang sakinah mawaddah warahmah.

Jadi, hendaknya yang pengusaha perjuangkan ialah barokah dari Allah subhanahu wata'ala.

Kisah Asbabul Jannah,

Kisah Ashabul Jannah (pemilik-pemilik kebun) menceritakan tentang seseorang yang Allah subhanahu wata'ala. karuniai kebun yang luas, penuh dengan buah-buahan. Sang pemilik kebun dan keluarganya hidup di desa Dharawan, enam mil dari kota Shan'a. Sang pemilik kebun tak lupa menyedekahkan sebagian hasil kebunnya untuk orang fakir. Kebiasaan ayahnya sebelum panen pagar kebun ditutup namun ketika sudah panen pagarnya dibuka sehingga kaum fakir dan miskin bisa menikmati hasil panennya. Jadi sebagian hasil panen disedekahkan untuk kaum fakir dan miskin. Karena senantiasa menyedekahkan hasil kebun tadi maka ada keberkahan. Sampai suatu ketika, sang pemilik kebun meninggal, kebun ini diwariskan untuk anak-anaknya. Ternyata sifat sang anak sangat berbeda dengan ayahnya.

Anak-anaknya menganggap perbuatan ayahnya selama ini salah. Seharusnya hasil kebun itu tidak dishadaqahkan sehingga dapat terkumpul dengan banyak. Pada Suatu hari, mereka merencanakan sesuatu. Mereka bersumpah akan memetik hasil kebun di pagi hari agar tidak diketahui dan diminta oleh orang-orang fakir. Mereka berencana tidak akan menshadaqahkan hasil kebun itu sedikitpun. Mereka tidak mengucapkan Insya Allah" terhadap
apa yang mereka sumpahkan. Maka Allah subhanahu wata'ala. menghukum mereka. Ketika mereka sedang terlelap, kebun itu ditimpa bencana. Kebun itu menjadi hitam seperti malam yang gelap gulita.

Keesokan paginya, mereka saling memanggil untuk pergi memanen. Mereka berbisik-bisik agar orang lain tidak dapat mendengar. Mereka tidak ingin membiarkan ada orang miskin masuk ke dalam kebun mereka. Ketika tiba di kebun, mereka melihat kebun itu telah berubah. Kebun mereka menjadi gersang tanpa buah-buahan dan hitam kelam. Mereka mengira bahwa mereka telah tersesat. Mereka mengira kebun yang ada di hadapan mereka
bukanlah milik mereka.

Kemudian mereka meneliti apa yang mereka alami. Pada akhirnya mereka yakin bahwa kebun itu adalah milik mereka. Kemudian salah seorang yang paling baik di antara mereka berkata, "Bukankah aku telah mengatakan padamu, hendaklah kamu bersyukur". Ia menyadarkan saudara-saudaranya akan nikmat Allah yang telah diberikan berupa kebun yang banyak buahnya. Seharusnya mereka bertasbih dan bersyukur kepada Allah. Kemudian mereka mengakui dan menyesali kesalahan yang telah mereka lakukan.

Begitulah siksa Allah yang ditimpakan pada orang yang kikir terhadap nikmat yang telah Allah karuniakan, tidak menunaikan hak orang-orang miskin. Demikian siksa duniawi yang Allah timpakan. Siksa Allah di akhirat lebih pedih bagi orang-orang yang tidak mau bertaubat kepada-Nya.

Kisah Asbabul Jannah terdapat pada surat Al-Qalam ayat 17-33.

Realitas,

Ketika diadakan program Corporate Social Responsibility (CSR) banyak orang yang menolak. Data terkini Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS hany mengumpulkan sekitar 1% yang hanya 24 Trilyun. Hal ini dikarenakan rendahnya masyarakat untuk berzakat, infak dan shadaqah. Harusnya angkanya bisa lebih dari itu dan mencapai 270 Trilyun. Kalau bisa mencapai 270 Trilyun maka bisa semakin besar manfaatnya.

Bila zakat barang tambang (2,5 %) dan zakat perkebunan (10 % bila diairi air hujan, air sungai atau mata air, 5 % bila disiram dengan menggunakan alat atau irigasi) jika dikelola secara maksimal maka indonesia akan semakin makmur. Bila tidak maka keberkahan bisa berkurang.

Matematika Sedekah,

1 dikali 1 perbuatan baik sama dengan 1
1 dikali 1 perbuatan baik karena Allah sama dengan 10
1 dikali 1 perbuatan baik karena Allah dan juga berinfak kebaikan sama dengan 700

Namun bila 1 dikali 1 perbuatan buruk sama dengan minus 1.

Kalau ingin berbisnis orientasinya mencari dan mendapatkan keberkahan maka bukan berapa omzet yang didapat tapi berapa banyak yang saya berikan, semakin bersedekah semakin banyak keberkahannya.

Perbanyak kebaikan, hindarkan dari kemaksiatan, usaha dan kerja,

Kalau ada usaha kerasmu maka usaha kerasmu itu tidak disia-siakan oleh Allah subhanahu wata'ala. Tidak semua orang lulus dalam ujian materi atau materialisme. Banyak orang yang kaya yang tidak tahan atas kaya nya.

Masuk surga seseorang yang banyak harta bila ia mau jujur dan kemudian mensedekahkan hartanya. masuk surga seseorang yang banyak ilmunya bila ilmunya itu menuju kepada keimanannya kepada Allah.

Hampir dipastikan,

"Tidak ada Ulama yang kaya raya, dan tidak ada pengusaha yang Ahli Ilmu."

Di Turki. Kalau kamu menjadi seorang Ulama, kamu tidak akan kaya. Bila ia mendapatkan ilmu maka ia tidak mendapat lain.

Masyarakat kita, pada dasarnya terdiri atas 2 kelompok manusia yakni :

[1] Orang-orang yang kaya
[2] Orang-orang Ahli Ilmu (Ulama)

"Islam akan maju bersama Ulama dan aghniya nya atau pengusahanya saling bersinergi. Umat Islam akan maju bukan faktor ekonomi namun disebabkan oleh Ulamanya apakah ia miskin atau tidak ?."

Bila anda bercita-cita menjadi kaya. Jangan lupa banyak sedekah dan zakatnya.

Kita mengeluarkan harta kita untuk fii sabilillah atau fii sabisy syaithan ?. Maka mari gunakan harta kita untuk fii sabilillah, untuk menolong agama Allah.

Manakala Pengusaha mengundang Ulama ataupu Ustadz (ah) untuk mengisi tausiyah maka tidak mengapa Ulama meminta shadaqah.

Bila Ulama meminta shadaqah untuk kepentingan ummat dan juga keluarganya maka itu berpahala. Bila Ulama meminta shadaqah untuk kepentingan sendiri maka itu disebut peminta-minta.

Dalam adab menuntut ilmu, semestinya bila pengusaha atau aghninya ingin belajar ilmu. Penguasaha yang mendatangi Ulama bukan terbalik Ulama yang mendatangi kediaman Pengusaha.

Sedekah kepada Asatidz (Ustadz [ah]) in syaa Allah pahalanya lebih banyak dari pada orang fakir dan miskin. Bila Anda bersedekah kepada orang miskin dan fakir maka hanya habis untuk sandang dan pangan. Bila Anda bersedekah kepada Asatidz maka ilmunya tidak akan habis.

Muhammad Al-Fatih dan kekuatan Visi,

Di ceritakan pada suatu hari timbul persoalan, ketika pasukan islam hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu.“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?” tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri, kemudian Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk” tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Lalu Sultan Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan shalat sunah sekali saja silakan duduk”. Sebagian lainya segera duduk. Dengan mengedarkan pandangan matanya ke seluruh rakyat dan pasukanya, Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah meninggalkan shalat tahajjud di kesunyian malam? Yang pernah meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk” Semua yang hadir dengan cepat duduk” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. dialah, Sultan Muhammad Al Fatih.

Begitulah kualitas pasukan islam dan Muhammad Al-Fatih, terus bagaimana ibadah kita ?.

Visi Muhammad Al-Fatih dan pasukan islam kala itu tidak lain, sebagaimana dalam sebuah hadits ;

Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335)

Ilmu,

Kekuatan ilmu pengetahuan tidak akan ditaklukan oleh politik. Diantara tanda-tanda kiamat ialah hilangnya ilmu pengetahuan, hilangnya (meninggalnya) Ulama atau banyak Ulama yang meninggal. Karena sejatinya Ulama lah yang mengembangkan Ilmu.

Kaitan antara Ketaatan, Keridhaan Allah dan Keberkahan dari Allah,

Kurang lebih perkataannya demikian Atsar dari Imam Malik,

"Sesungguhnya Aku (Allah), Jika Aku ditaati aku meridhai, Jika aku meridhai maka aku berkahi, Dan berkah-Ku itu tidak ada batasnya dari berkah-Ku."

Merancang bisnis atau berdagang bagi pemula,

Diantara Faktor Produksi itu ada ;

[1] Modal
[2] Pasar
[3] SDM
[4] Produk

Dan yang terpenting jangan kebanyakan berfikir. Mulai saja, Jauhkan dari dirimu kebanyakan berfikir.

Cari tahu spesifikasi dirimu dan sebaiknya jangan jauh dari apa yang melekat pada dirimu bila ingin memulai usaha (bagi pemula).

Fokus bisa saja sampai 4 lahan bisnis bila kamu mampu untuk memanage-nya.

Perbanyak ibadah, perbanyak sedekah, perbanyak istighfar dan jauhkan diri dari maksiat.

"Maka aku (Nuh) katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh [71] : 10 - 12)


Referensi :
Kajian Bersama Ust. Bachtiar Nasir di Masjid Nurul Ashri
www.inspiringislam.net

0 komentar:

 
Design by Wordpress Theme | Bloggerized by Free Blogger Templates | coupon codes