Didalam membangun usaha yang terpenting yang dibutuhkan bukanlah
relasi atau apapun. yang dibutuhkan pertama kali ialah senantiasa
perbaiki shalat baru kemudian bertebaran di muka bumi dengan usaha yang
beraneka macam.
"Apabila telah ditunaikan shalat, maka
bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah
Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung." (QS. Al-Jumu'ah [62] : 10)
Maka
manakala sudah diperbaiki kualitas shalat sudah dibenahi in syaa Allah
ada kemudahan untuk mencari rizki. Sejatinya bila shalatnya sudah baik
yang lainnya juga akan baik. Dan Allah lah Pemberi Rizki.
"...dan Allah Sebaik-baik Pemberi rezeki." (QS. Al-Jumu'ah [62] : 11)
Manakala
Nabi Ismail 'alaihissalam menangis, kemudian Hajar terus bolak-balik
dari shafa dan marwah untuk mencari air. Kemudian air zam-zam berada di
kaki Ismail. Ismail berada di pintu kabah. Seperti itulah Allah
mendatangkan Rizki.
Kita sering kali kuat dan berusaha
keras membangun networking namun kita seakan-akan lupa untuk mendekatkan
diri kepada-Nya. Padahal Allah yang mengetahui alam termasuk juga alam
malaikat pemberi rizki.
Panduannya adalah membaca
Al-Qur'an serta mentadabburinya dan dirikanlah shalat dan shalat yang
bagaimana ? shalat yang mampu menghindarkan kita dari perbuatan keji dan
mungkar.
Bisnis bisa gagal diantaranya karena dosa dan
maksiat. Dan orang yang berzina itu keberkahan rizki langsung cepat
mandeg (di-cut). maka jangan sekali-kali mendekati zina.
# Mengingat Allah dalam shalat itu lebih baik
# Dirikanlah shalat untuk mengingatku
Barokah,
secara kosakata artinya tetap dan abadi, al-barokah ialah berkah
maksudnya sesuatu itu memiliki banyak manfaatnya dan manfaatnya bisa
berbeda.
Bila barokah itu melekat dalam diri seorang anak
(artinya ada keberkahan anak kita) maka anak tersebut menjadi anak yang
Qurrata a'yun dan shalih.
Bila barokah itu melekat dalam diri
seorang istri, suami dan anggota keluarga maka menjadi keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah.
Jadi, hendaknya yang pengusaha perjuangkan ialah barokah dari Allah subhanahu wata'ala.
Kisah Asbabul Jannah,
Kisah
Ashabul Jannah (pemilik-pemilik kebun) menceritakan tentang seseorang
yang Allah subhanahu wata'ala. karuniai kebun yang luas, penuh dengan
buah-buahan. Sang pemilik kebun dan keluarganya hidup di desa Dharawan,
enam mil dari kota Shan'a. Sang pemilik kebun tak lupa menyedekahkan
sebagian hasil kebunnya untuk orang fakir. Kebiasaan ayahnya sebelum
panen pagar kebun ditutup namun ketika sudah panen pagarnya dibuka
sehingga kaum fakir dan miskin bisa menikmati hasil panennya. Jadi
sebagian hasil panen disedekahkan untuk kaum fakir dan miskin. Karena
senantiasa menyedekahkan hasil kebun tadi maka ada keberkahan. Sampai
suatu ketika, sang pemilik kebun meninggal, kebun ini diwariskan untuk
anak-anaknya. Ternyata sifat sang anak sangat berbeda dengan ayahnya.
Anak-anaknya
menganggap perbuatan ayahnya selama ini salah. Seharusnya hasil kebun
itu tidak dishadaqahkan sehingga dapat terkumpul dengan banyak. Pada
Suatu hari, mereka merencanakan sesuatu. Mereka bersumpah akan memetik
hasil kebun di pagi hari agar tidak diketahui dan diminta oleh
orang-orang fakir. Mereka berencana tidak akan menshadaqahkan hasil
kebun itu sedikitpun. Mereka tidak mengucapkan Insya Allah" terhadap
apa
yang mereka sumpahkan. Maka Allah subhanahu wata'ala. menghukum mereka.
Ketika mereka sedang terlelap, kebun itu ditimpa bencana. Kebun itu
menjadi hitam seperti malam yang gelap gulita.
Keesokan
paginya, mereka saling memanggil untuk pergi memanen. Mereka
berbisik-bisik agar orang lain tidak dapat mendengar. Mereka tidak ingin
membiarkan ada orang miskin masuk ke dalam kebun mereka. Ketika tiba di
kebun, mereka melihat kebun itu telah berubah. Kebun mereka menjadi
gersang tanpa buah-buahan dan hitam kelam. Mereka mengira bahwa mereka
telah tersesat. Mereka mengira kebun yang ada di hadapan mereka
bukanlah milik mereka.
Kemudian
mereka meneliti apa yang mereka alami. Pada akhirnya mereka yakin bahwa
kebun itu adalah milik mereka. Kemudian salah seorang yang paling baik
di antara mereka berkata, "Bukankah aku telah mengatakan padamu,
hendaklah kamu bersyukur". Ia menyadarkan saudara-saudaranya akan nikmat
Allah yang telah diberikan berupa kebun yang banyak buahnya. Seharusnya
mereka bertasbih dan bersyukur kepada Allah. Kemudian mereka mengakui
dan menyesali kesalahan yang telah mereka lakukan.
Begitulah
siksa Allah yang ditimpakan pada orang yang kikir terhadap nikmat yang
telah Allah karuniakan, tidak menunaikan hak orang-orang miskin.
Demikian siksa duniawi yang Allah timpakan. Siksa Allah di akhirat lebih
pedih bagi orang-orang yang tidak mau bertaubat kepada-Nya.
Kisah Asbabul Jannah terdapat pada surat Al-Qalam ayat 17-33.
Realitas,
Ketika
diadakan program Corporate Social Responsibility (CSR) banyak orang
yang menolak. Data terkini Badan Amil Zakat Nasional atau BAZNAS hany
mengumpulkan sekitar 1% yang hanya 24 Trilyun. Hal ini dikarenakan
rendahnya masyarakat untuk berzakat, infak dan shadaqah. Harusnya
angkanya bisa lebih dari itu dan mencapai 270 Trilyun. Kalau bisa
mencapai 270 Trilyun maka bisa semakin besar manfaatnya.
Bila
zakat barang tambang (2,5 %) dan zakat perkebunan (10 % bila diairi air
hujan, air sungai atau mata air, 5 % bila disiram dengan menggunakan
alat atau irigasi) jika dikelola secara maksimal maka indonesia akan
semakin makmur. Bila tidak maka keberkahan bisa berkurang.
Matematika Sedekah,
1 dikali 1 perbuatan baik sama dengan 1
1 dikali 1 perbuatan baik karena Allah sama dengan 10
1 dikali 1 perbuatan baik karena Allah dan juga berinfak kebaikan sama dengan 700
Namun bila 1 dikali 1 perbuatan buruk sama dengan minus 1.
Kalau
ingin berbisnis orientasinya mencari dan mendapatkan keberkahan maka
bukan berapa omzet yang didapat tapi berapa banyak yang saya berikan,
semakin bersedekah semakin banyak keberkahannya.
Perbanyak kebaikan, hindarkan dari kemaksiatan, usaha dan kerja,
Kalau
ada usaha kerasmu maka usaha kerasmu itu tidak disia-siakan oleh Allah
subhanahu wata'ala. Tidak semua orang lulus dalam ujian materi atau
materialisme. Banyak orang yang kaya yang tidak tahan atas kaya nya.
Masuk
surga seseorang yang banyak harta bila ia mau jujur dan kemudian
mensedekahkan hartanya. masuk surga seseorang yang banyak ilmunya bila
ilmunya itu menuju kepada keimanannya kepada Allah.
Hampir dipastikan,
"Tidak ada Ulama yang kaya raya, dan tidak ada pengusaha yang Ahli Ilmu."
Di Turki. Kalau kamu menjadi seorang Ulama, kamu tidak akan kaya. Bila ia mendapatkan ilmu maka ia tidak mendapat lain.
Masyarakat kita, pada dasarnya terdiri atas 2 kelompok manusia yakni :
[1] Orang-orang yang kaya
[2] Orang-orang Ahli Ilmu (Ulama)
"Islam
akan maju bersama Ulama dan aghniya nya atau pengusahanya saling
bersinergi. Umat Islam akan maju bukan faktor ekonomi namun disebabkan
oleh Ulamanya apakah ia miskin atau tidak ?."
Bila anda bercita-cita menjadi kaya. Jangan lupa banyak sedekah dan zakatnya.
Kita
mengeluarkan harta kita untuk fii sabilillah atau fii sabisy syaithan
?. Maka mari gunakan harta kita untuk fii sabilillah, untuk menolong
agama Allah.
Manakala Pengusaha mengundang Ulama ataupu Ustadz (ah) untuk mengisi tausiyah maka tidak mengapa Ulama meminta shadaqah.
Bila
Ulama meminta shadaqah untuk kepentingan ummat dan juga keluarganya
maka itu berpahala. Bila Ulama meminta shadaqah untuk kepentingan
sendiri maka itu disebut peminta-minta.
Dalam adab
menuntut ilmu, semestinya bila pengusaha atau aghninya ingin belajar
ilmu. Penguasaha yang mendatangi Ulama bukan terbalik Ulama yang
mendatangi kediaman Pengusaha.
Sedekah kepada Asatidz
(Ustadz [ah]) in syaa Allah pahalanya lebih banyak dari pada orang fakir
dan miskin. Bila Anda bersedekah kepada orang miskin dan fakir maka
hanya habis untuk sandang dan pangan. Bila Anda bersedekah kepada
Asatidz maka ilmunya tidak akan habis.
Muhammad Al-Fatih dan kekuatan Visi,
Di
ceritakan pada suatu hari timbul persoalan, ketika pasukan islam
hendak melaksanakan shalat jum’at yang pertama kali di kota itu.“Siapakah yang layak menjadi imam shalat jum’at?”
tak ada jawaban. Tak ada yang berani yang menawarkan diri, kemudian
Muhammad Al Fatih tegak berdiri. Beliau meminta kepada seluruh rakyatnya
untuk bangun berdiri. Kemudian beliau bertanya. “ Siapakah
diantara kalian yang sejak remaja, sejak akhil baligh hingga hari ini
pernah meninggalkan shalat wajib lima waktu, silakan duduk” tak seorangpun pasukan islam yang duduk. Semua tegak berdiri. Lalu Sultan Muhammad Al Fatih kembali bertanya: “ Siapa
diantara kalian yang sejak baligh dahulu hingga hari ini pernah
meninggalkan shalat sunah rawatib? Kalau ada yang pernah meninggalkan
shalat sunah sekali saja silakan duduk”. Sebagian lainya segera
duduk. Dengan mengedarkan pandangan matanya ke seluruh rakyat dan
pasukanya, Muhammad Al Fatih kembali berseru lalu bertanya: “ Siapa
diantara kalian yang sejak masa akhil baligh sampai hari ini pernah
meninggalkan shalat tahajjud di kesunyian malam? Yang pernah
meninggalkan atau kosong satu malam saja, silakan duduk” Semua yang hadir dengan cepat duduk” Hanya ada seorang saja yang tetap tegak berdiri. dialah, Sultan Muhammad Al Fatih.
Begitulah kualitas pasukan islam dan Muhammad Al-Fatih, terus bagaimana ibadah kita ?.
Visi Muhammad Al-Fatih dan pasukan islam kala itu tidak lain, sebagaimana dalam sebuah hadits ;
“Kota
Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang
menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di
bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” (HR. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335)
Ilmu,
Kekuatan
ilmu pengetahuan tidak akan ditaklukan oleh politik. Diantara
tanda-tanda kiamat ialah hilangnya ilmu pengetahuan, hilangnya
(meninggalnya) Ulama atau banyak Ulama yang meninggal. Karena sejatinya
Ulama lah yang mengembangkan Ilmu.
Kaitan antara Ketaatan, Keridhaan Allah dan Keberkahan dari Allah,
Kurang lebih perkataannya demikian Atsar dari Imam Malik,
"Sesungguhnya
Aku (Allah), Jika Aku ditaati aku meridhai, Jika aku meridhai maka aku
berkahi, Dan berkah-Ku itu tidak ada batasnya dari berkah-Ku."
Merancang bisnis atau berdagang bagi pemula,
Diantara Faktor Produksi itu ada ;
[1] Modal
[2] Pasar
[3] SDM
[4] Produk
Dan yang terpenting jangan kebanyakan berfikir. Mulai saja, Jauhkan dari dirimu kebanyakan berfikir.
Cari tahu spesifikasi dirimu dan sebaiknya jangan jauh dari apa yang melekat pada dirimu bila ingin memulai usaha (bagi pemula).
Fokus bisa saja sampai 4 lahan bisnis bila kamu mampu untuk memanage-nya.
Perbanyak ibadah, perbanyak sedekah, perbanyak istighfar dan jauhkan diri dari maksiat.
"Maka
aku (Nuh) katakan kepada mereka: 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu,
-sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-, niscaya Dia akan mengirimkan
hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu,
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya)
untukmu sungai-sungai." (QS. Nuh [71] : 10 - 12)
Referensi :
Kajian Bersama Ust. Bachtiar Nasir di Masjid Nurul Ashri
www.inspiringislam.net
0 komentar:
Posting Komentar